Lihat ke Halaman Asli

ahmad fanani

Alumni Pascasarjana Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Jangan Sombong, Milik Allah yang Ada di Langit dan di Bumi

Diperbarui: 15 Maret 2022   09:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam Al-Qur'an surat an-Nisa' ayat 131, Allah menyatakan bahwa segala seuatu yang ada dibumi dan dilangit hanya milik Allah,

Artinya : "Dan kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi, dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan (juga) kepada kamu; bertakwalah kepada Allah. Tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji."

Sebagai manusia sekalipun kita memiliki sesuatu namun kepemilikan itu tidaklah mutlak. Sebagai contoh, rumah yang kita tempati saat itu boleh jadi dulunya adalah milik orang tua kita, sekarang beralih menjadi milik kita, tidak lama lagi akan berpindah kepemilikannya kepada anak kita, dan seterusnya akan diwaris oleh cucu-cucu kita atau dijual ke orang lain. Dahulu negeri ini dipimpin oleh sang Proklamataor Bung Karno, setelah itu diambil alih oleh Bapak Soeharto. Dimasa tua beliau, jabatan tertinggi negara diserahkan kepada Bapak Habibi, tidak lama jabatan itu berpindah kepada Bapak Abdurrahman Wahid yang kemudian dilengserkan dan berpindah kepada Ibu megawati, dari Ibu Megawati tak berselang lama berpindah ke ke Bapak Susilo Bambang Yudoyono dan sekarang jabatan tertinggi itu dimiliki oleh Bapak Joko Widodo.

Demikianlah kehidupan ini, segala datang dan akan kita tinggalkan. Seorang yang hebat adalah seseorang yang tidak pernah merasa memiliki, melainkan hanya merasa dititipi oleh Allah Swt, yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Sifat tidak merasa memiliki karena memang semua milik Allah, menjadikan kita akan bersyukur jika kita sedang punya dan jauh dari sifat kufur. Saat sesuatu yang ada ditanganya hilang, maka ia tidak akan larut dalam kesedihan, karena memang sejak awal ia hanya merasa dititipi.

Ada satu kisah mengenai kehebatan seorang wanita saat ditinggal mati oleh anaknya. Saat itu, kebetulan suaminya sedang berpergian. Saat suaminya datang dirahasiakan dulu kematian anak kesayangannya tersebut. Ia melayani suaminya dengan cinta (melakukan hubungan suami dan istri ). Setelah selesai melakukan hubungan suami istri , si istri berkata : "Mas, jikalau ada seseorang menitipkan barang kepada kita dan suatu saat ia meminta kembali barang titipanya itu, apakah kita akan merasa keberatan untuk mengembalikanya ? "Suaminya menjawab : "tentu kita harus mengembalikanya, karena memang bukan milik kita. " Setelah suami berkata seperti itu si istri yang hebat berkata : "Mas, ketahuilah bahwa Allah menitipi kita anak, dan saat ini Allah menghendaki mengambil anak kita tersebut." Suaminya menjawab : " Innalillahi wa Inna Ilaihi Roji'un." Sebagai ganti dari anak yang meninggal, Allah mengantinya dengan memberikan anak yang kelak semuanya hafal Al-Qur'an dan menjadi orang yang bermanfaat di tengah masyarakat.

Wallahu 'alam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline