Lihat ke Halaman Asli

Cinta di Tanah Perjuangan

Diperbarui: 13 Agustus 2024   22:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Editor

Cinta di Tengah Perjuangan
Oleh : Ahmad Fajar Mutahari

Di tengah hiruk-pikuk demonstrasi yang semakin memanas, Tim berdiri di barisan terdepan. Dengan suara lantang, ia memimpin massa menyuarakan aspirasi mereka. Sebagai seorang aktivis, Tim telah terbiasa dengan keramaian dan adrenalin yang membanjiri tubuhnya setiap kali ia berdiri di hadapan ribuan orang. Namun, hari ini ada sesuatu yang berbeda.
Di tengah kerumunan, pandangannya tertuju pada seorang perempuan yang ikut berorasi dengan semangat yang sama besarnya. Namanya adalah Ria, seorang aktivis muda yang baru bergabung dengan kelompok mereka. Ria memiliki cara bicara yang memikat dan tatapan mata yang tegas, seolah mampu menembus jantung perjuangan itu sendiri. Tim merasa ada sesuatu yang menggerakkan hatinya setiap kali ia mendengar suara Ria.

Setelah demonstrasi usai, Tim memberanikan diri untuk mendekati Ria. "Kamu berorasi dengan sangat baik tadi," puji Tim sambil tersenyum.

Ria tersenyum balik, "Terima kasih, Tim. Aku hanya menyuarakan apa yang aku yakini benar."

Sejak saat itu, Tim dan Ria semakin sering bertemu, baik dalam aksi maupun diskusi panjang mengenai isu-isu sosial yang mereka perjuangkan. Seiring berjalannya waktu, persahabatan mereka bertransformasi menjadi perasaan yang lebih dalam. Tim merasakan bahwa Ria bukan hanya sekedar rekan seperjuangan, tetapi juga sosok yang mengisi ruang kosong di hatinya.

Namun, perjalanan cinta mereka tidak selalu mulus. Suatu hari, ketika mereka sedang duduk di kafe sambil merancang strategi aksi berikutnya, Ria tampak lebih pendiam dari biasanya. Tim merasakan ada yang berbeda dan akhirnya bertanya, "Ada apa, Ria? Kamu terlihat gelisah."

Ria menghela napas, lalu menjawab, "Tim, aku mendapat tawaran untuk melanjutkan studi di luar negeri. Ini adalah kesempatan besar untukku, tetapi aku tidak ingin meninggalkan perjuangan dan... kamu."

Tim terdiam sejenak, merasakan campuran antara kebahagiaan dan kesedihan. Ia tahu bahwa pendidikan adalah kunci untuk perubahan yang lebih besar, tetapi memikirkan jarak yang akan memisahkan mereka membuat hatinya berat.

"Aku senang untukmu, Ria. Ini adalah kesempatan yang luar biasa dan kamu harus mengambilnya," ujar Tim dengan senyum yang dipaksakan.

Ria menatap mata Tim, mencoba mencari keyakinan dalam keputusan yang akan diambil. "Apa kita akan baik-baik saja dengan jarak ini, Tim?"

"Kita akan baik-baik saja," jawab Tim tegas. "Perjuangan ini lebih besar dari kita berdua, dan aku akan selalu mendukungmu, tidak peduli seberapa jauh jarak yang memisahkan kita."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline