Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Fadhli Al Ghiffari

Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Menunda untuk Jatuh Cinta

Diperbarui: 18 September 2024   07:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

" Dan sampai saat itu tiba, kita perlu belajar buat lebih bijak lagi untuk menjaga perasaan ini."

Terkadang, perasaan itu datang secara tiba-tiba, tanpa kita duga, tanpa kita minta. Dia datang tanpa melihat terlebih dahulu bagaimana kondisi hati kita saat ini. Tiba-tiba aja kita ngerasa ada perasaan asing yang datang menghampiri, mencoba masuk dengan mengetuk pintu di hati kita.Mereka sering menyebut perasaan ini dengan, "Jatuh Cinta."

Orang sering bilang, jatuh cinta itu indah. Tapi gimana kalau perasaan itu datang di waktu yang salah? Saat kita belum siap, atau mungkin orang itu nggak punya perasaan yang sama. Dilema banget kan? Yang seharusnya bikin senang tapi ini malah jadi sumber untuk patah hati yang berikutnya. Kita pasti pernah ngalamin hal itu---jatuh hati, kecewa, jatuh lagi, dan kecewa lagi. Siklus yang capek banget kalau harus terus  dijalanin seperti itu.

Sampai akhirnya kita sadar, ini bukan soal siapa yang salah. Nggak ada juga yang perlu disalahin, termasuk diri sendiri. Ini hanya soal gimana kita bisa lebih bijak sama perasaan kita, biar nggak gampang jatuh hati ke siapa pun sebelum waktunya benar-benar tepat. Kadang, hati kita ini memang susah banget buat diajak kompromi soal perasaan. Hati kita terasa mudah sekali dibuat jatuh hati pada seseorang.  Misal, setiap kebaikan kecil yang kita terima dari orang yang kita suka, kayak langsung bikin kita jadi mikir lebih. Padahal mungkin orang itu biasa saja, ngga ada niat dan perasaan yang lebih seperti yang kita pikirkan selama ini.

Perasaan itu sering datang di waktu yang salah. Di saat kita belum siap atau orang itu nggak punya perasaan yang sama. Akhirnya, kita sendiri yang kecewa, kita sendiri yang patah. Tapi, kita juga paham ini bukan salah siapa-siapa. Perasaan itu memang datang tanpa bisa kita kendalikan. Nggak ada tombol "stop" yang bisa kita tekan buat ngerem perasaan yang terlalu berlebih di hati kita. 

Dan yah, kita mulai paham kalau kita nggak bisa terus-terusan seperti ini. Kita nggak bisa biarin hati kita jatuh ke setiap orang yang ngasih perhatian. Karena pada akhirnya, ini bukan lagi soal siapa yang bikin kita jatuh hati, tapi soal waktunya. Kita harus percaya, ada waktunya nanti kita ketemu orang yang tepat, di momen yang tepat pula. Dan sampai saat itu tiba, kita perlu belajar buat lebih bijak lagi untuk menjaga perasaan ini.

Bukan berarti kita harus menutup diri atau berhenti suka dengan seseorang. Lagi pula, perasaan suka adalah bagian dari fitrahnya manusia, bukan? Namun, ada satu hal yang perlu kita ingat. Kita nggak perlu terlalu terburu-buru berharap dengan seseorang, nggak buru-buru ngasih hati ke orang yang belum tentu punya niat  dan perasaan yang sama. Mungkin untuk saat ini kita diminta Tuhan untuk belajar buat sabar menunggu sesuatu, apapun itu, di waktu yang tepat. Karena kita yakin, Tuhan sudah punya rencana. Ada waktunya nanti semuanya akan terasa lebih tepat orangnya, momennya, dan perasaannya.

Sampai waktu itu tiba, kita cuma bisa belajar buat lebih sabar dalam menunggu. Jatuh hati bukanlah hal yang salah, tapi kalau terlalu sering jatuh di waktu yang salah, lama-lama bikin kita capek sendiri, bukan? Jadi, kita harus kasih ruang buat hati ini, biar nggak gampang jatuh hati sebelum waktunya benar-benar tepat, dan kitanya benar-benar siap. Dan yah, semoga saja perasaan itu tetap bisa kita jaga, hari ini sampai dengan seterusnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline