Lihat ke Halaman Asli

Ahmad effendi

rupa,musik,tari,teater dan sastra/Berkesenian

Sebuah Asa

Diperbarui: 3 Januari 2024   00:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

SEBUAH PENGABDIAN

Ahmad Effendi

 

Entah yang keberapa kali suara alarm itu berdering dari gawai yang sudah mulai ketinggalan modelnya. Kembali suara alarm berdering begitu nyaring mengusik dan mengusir mimpiku. Mata begitu lengket susah terbuka. Terakhir kuingat setelah shalat subuh mencoba hanya sekedar rebahan istirahat sejenak istirahatkan mata dari cahaya leptopku. Dengan terpaksa aku bangun sambil mengucek-ngucek mata.

"Ya Alloh!" bertapa terkejutnya saat melihat jam yang sudah menunjukan pukul 08.00. Bangun terperanjat dan langsung melihat keluar jendela yang gordengnya sudah terbuka. Mataku terasa silau dan perih saat mentari menembus mata ini. Secepat kilat menyamber handuk yang menggantung di balik pintu dan langsung bergegas mandi. Setelah minum kopi yang sudah tersedia buatan istriku. Tak lupa menyulut sebatang rokok teman kopi hitamnya. Bangun pagi tak lengkap jika belum ada kopi dan sebatang rokok menemani sekalipun kutahu aku bakal telat telat beberapa menit dilokasi.

" Kenapa tidak bangunin?'

" Bukannya bilang tidak ngajar hari ini ? kan semaleman sudah membuat tugas buat anak-anak?' timpal istriku sambil menyisir  rambut jagoan kecilku.

Bergegas aku berangkat. Sesampainya di alamat yang sudah diberikannya aku mdelihat ke gedung itu. Kaki ragu-ragu untuk melangkah dari tempat parker. Kulihat jam tangan sudah menunjukan jam 08.30. Dengan ragu-ragu aku masuk dan bertanya kepada security yang dengan tegapnya tetapi ramah.

"Permisi,.. Apakah Pak Arman ada?"

"Pak Ahmad?' Dia balik bertanya

" Betul "

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline