Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Edi Prianto

👨‍🎓 Social Welfare Science

Childhood Trauma, Pengalaman Buruk yang Menghantui Anak Seumur Hidupnya

Diperbarui: 11 Juli 2023   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi trauma (Sumber: shutterstock)

Trauma merupakan sebuah respon terhadap suatu situasi atau peristiwa tertentu yang membuat seseorang mengalami guncangan yang menegangkan dalam kehidupannya. Sebuah situasi atau peristiwa mungkin saja bisa menjadi pengalaman yang berarti bagi beberapa orang, namun pengalaman yang menyakitkan akan menjadi sebuah pengalaman traumatis yang membuat seeseorang menganggapnya sebagai kejadian terburuk yang pernah dirinya rasakan.

Pengalaman traumatis dapat terjadi pada umur berapapun dan pengalaman itu mungkin saja akan memiliki berbagai efek yang membuatnya bertahan lebih lama dalam ingatan seseorang yang mengalaminya, termasuk seseorang yang masih berumur anak- anak. 

Beberapa dari orang mungkin saja berpikiran bahwa "Anak-anak masih sangat muda ketika peristiwa atau pengalaman buruk itu terjadi, pasti mereka tidak akan mengingatnya setelah dirinya dewasa nanti", jelas saja kalimat itu tidak bisa menjadi pernyataan yang sepenuhnya dibenarkan.

Sumber Image : www.freepik.com/pvproductions

Childhood trauma atau trauma masa kecil adalah pengalaman buruk yang belum pernah dialami oleh seseorang anak dalam kehidupan sebelumnya, yang pada akhirnya membawa dan membangkitkan perasaan takut dan cemas terhadap kondisi berbahaya, kekerasan, dan sesuatu yang mengancam jiwanya. 

Jika orang menilai bahwa trauma yang dialami oleh anak kecil akan dengan cepat menghilang maka buanglah jauh - jauh pemikiran semacam itu, karena trauma masa kecil sejatinya dapat berdampak pada diri anak - anak seumur hidupnya.

Bahkan, childhood trauma tidak hanya terjadi ketika seorang anak terlibat dalam sebuah pengalaman buruknnya secara lansung. Tetapi, ketika seorang anak melihat orang lain mengalami permaslahan yang membuatnya ikut merasa takut dan cemas juga bisa menjadi sebuah keadaan traumatis bagi anak-anak yang melihatnya dengan mata kepalanya sendiri. 

Kedua hal itu bisa membuktikan jika dengan merasakan langsung maupun dengan melihatnya saja, pengaruh dari pengalaman traumatis dapat memberikan efek yang begitu besar pada kesehatan mental seseorang.

Pengalaman traumatis pada anak akan memacu kondisi emosionalnya dengan kuat dan bertahan lama membentuk bekas-bekas luka dalam pikirannya, yang pada umumnya akan menyebabkan seorang anak akan terus menerus merasakan ketidaknyamanan, merasa dirinya diteror, ketakutan dan ketidakberdayaan yang membuatnya kehilangan kontrol terhadap kemampuannya dalam melindungi dirinya sendiri. 

Kekurangan tersebut akan terus membentuk reaksi-reaksi yang menyebabkan seorang anak akan terus berpikiran bahwa dirinya akan selalu ada dalam zona yang tidak aman, sehingga reaksi itu membentuk beban yang terus melekat pada ingatannya hingga menjadi manusia dewasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline