Desa Ngabab, Pujon -- Praktikum II Jurusan Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Malang, yang dibimbing oleh Bapak Zaenal Abidin S.Sos., M.Si. memberikan kegiatan "Sosialisasi pengolahan pupuk dari Kotoran/Limbah Ternak" pada Kamis, 5 Agustus 2019.
Desa Ngabab adalah desa yang potensial dari segi pertanian dan peternakan, petani di Desa Ngabab kurang lebih berjumlah 3.000 orang yang menanam berbagai jenis sayur - sayuran, buah - buahan, palawija, dan padi. Untuk peternakan, di Desa Ngabab kurang lebih berjumlah 1.000 orang peternak sapi perah. Dari sapi perah tersebut peternak juga bisa memanfaatkan kotoran sapi tersebut selain dari susu sapi, kotoran sapi juga bisa dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bisa menjadi daya guna seperti biogas maupun pupun organik. Dalam sosialisasi ini praktikan mengadakan sosialisasi pupuk sekaligus praktek langsung kepada para masyarakat peserta kegiatan di Desa Ngabab yang nantinya dalam sosialisai tersebut para peternak juga mengetahui proses pembuatan dan bisa membuat sendiri pupuk organik yang bisa dimanfaatkan dari bahan-bahan limbah ternak atau limbah sayuran yang ada disekitar.
Dalam kegiatan sosialisasi yang digagas oleh mahasiswa praktikum dari UMM jurusan kesejahteraan sosial, mengahadirkan pemateri dari mahasiswa UMM Fakultas Pertanian dan Peternakan, Harisuddin. Beliau menjelaskan tentang cara pembuatan pupuk organik dan juga manfaat pengolahan limbah ternak agar memiliki nilai guna yang tinggi.
Ahmad Romizu Zawwad, selaku Penanggungjawab kegiatan tersebut mengatakan, Sosialisasi pengolahan pupuk kompos tersebut bertujuan untuk mengurangi pembuangan limbah ternak yang kurang termanfaatkan. Kegiatan tersebut bukan hanya sekedar sosialisasi, namun juga mengenai praktek proses pembuatan, dimana dalam acara tersebut tidak sekedar sosialisasi penjelasan mengenai manfaat pupuk kompos dan pengolahan limbah ternak saja, melainkan para peserta juga diajarkan mengenai cara -- cara pemanfaatan pembuatan pupuk tersebut.
Dalam praktek tersebut, para peserta diajarkan membuat 2 jenis pupuk organik. Yaitu pupuk organik padat yang terdiri dari kotoran sapi, sisa pakan ternak, sabut kelapa, dan bakteri biofarm yang dicampur dengan air. Kemudian membuat pupuk organic cair, yang terdiri dari urine sapi, air tajin (air sisa cucian beras) atau air kelapa dan bakteri biofarm yang dicampur dengan air.
Gandhi Wisnu Pamukti, Ketua Kelompok Praktikum II Desa Ngabab menjelaskan bahwa para peserta yang hadir merupakan masyarakat Desa Ngabab dari berbagai elemen, seperti Bapak Kepala Desa Ngabab -- Bapak Amin Afandi, Kelompok Tani Desa Ngabab, Peternak Desa Ngabab, dan Ibu -- Ibu PKK. Para peserta tersebut antusias mengikuti kegiatan sosialisasi pengolahan pupuk tersebut.
Sebelumnya, Bapak Andik, salah satu peternak sapi perah asal Dusun Krajan, Desa Ngabab mengatakan bahwa pemanfaatan limbah ternak didesa tersebut kurang dipergunakan. Beliau menjelaskan bahwa hampir kurang lebih 90 % limbah ternak dari peternak yang ada didesa itu dibuang dan tidak dimanfaatkan sama sekali. Kurangnya pengetahuan mengenai olahan limbah ternak menjadi permasalahan para peternak yang mengakibatkan pemanfaatan limbah ternak tersebut menjadi kurang, terbuang dan tidak menjadi benda yang memiliki nilai guna.
Tujuan dalam sosialisai pupuk kompos tersebut agar nantinya para peserta bisa termotivasi dan tergerak untuk melakukan pengolahan limbah ternak menjadi pupuk yang bukan hanya untuk kebutuhan pribadi tetapi juga bisa menjadi sebuah produk yang bisa dipasarkan dan bisa menambah pendapatan bagi mereka. Mengingat, banyaknya peternak sapi perah di Desa Ngabab yang kurang memanfaatkan limbah kotoran sapi dan memilih untuk membeli pupuk berbahan kimia yang sudah jadi.
*Praktikum II Kelompok 4 Desa Ngabab, Pujon*
*Hutri Agustino, S.Sos., M.Si. Sebagai Kepala Laboraturium*
*Desa Ngabab, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang*
*Universitas Muhammadiyah Malang*