Lihat ke Halaman Asli

Habermas, Keadilan Pajak Berganda Internasional dan Bentuk Komunikasi Tindakan sebagai Mutual Understanding

Diperbarui: 19 Oktober 2024   11:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pinterest

WHAT

Jurgen Habermas  adalah seorang filsuf dan sosiolog dari Jerman yang lahir pada 18 Juni 1929. Ia adalah generasi kedua dari Mazhab Frankfurt. Mazhab Frankfurt (dalam bahasa Jerman: Frankfurter Schule) adalah istilah yang diberikan kepada pemikiran yang dihasilkan oleh kelompok filsuf yang masih memiliki afiliasi dengan Institut fr Sozialforschung di Frankfurt Jerman. Tahun yang dianggap sebagai tahun awal dimulainya Mazhab Frankfurt ini adalah pada tahun 1930. Beberapa filsuf terkenal yang dianggap sebagai anggota Mazhab Frankfurt selain Jurgen Habermas antara lain adalah Theodor Adorno, Max Horkheimer dan Herbert Marcuse.

Dokpri, Apollo

Mazhab Fankfurt berfokus pada analisis terhadap masyarakat modern dengan pendekatan Neo-Marxisme, yang bertujuan untuk memahami dan mengkritik dampak kapitalisme, teknologi, dan budaya massa. Mereka berupaya memperluas pemikiran Karl Marx (filsuf, ekonom, sejarawan, pembuat teori marxisme, sosiolog, jurnalis dan sosialis revolusioner asal Jerman) yang dianggap terlalu sempit, Pandangan sempit tersebut dianggap tidak mampu memberikan jawaban terhadap situasi mereka pada saat itu di Jerman. Setelah Perang Dunia Pertama dan meningkatnya kekuatan politik Nazi, Jerman yang ada pada saat itu sangatlah berbeda dengan Jerman yang dialami oleh Karl Marx. Sehingga jelaslah bagi para penganut Mazhab Frankfurt bahwa Marxisme harus dimodifikasi untuk bisa menjawab berbagai tantangan dari perubahan zaman.

Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya bahwa Fokus utama dari mazhab ini adalah memahami dampak dari kapitalisme, teknologi, dan budaya massa terhadap kehidupan sosial dan individu. Jurgen Habermas berusaha untuk mendalami bagaimana struktur-struktur ini tidak hanya dapat mempengaruhi produksi pengetahuan, tetapi juga cara berfikir individu dalam berinteraksi dan berkomunikasi di dalam masyarakat. Dalam karyanya "Knowledge and Human Interests (dalam Bahasa jerman: Erkenntnis und Interesse)" yang diterbitkan pada tahun 1968 Habermas mengidentifikasi tiga kepentingan manusia yang mendasari proses produksi pengetahuan tersebut, yaitu kepentingan teknis, praktis, dan emosional.

Dokpri, Apollo

Dalam karyanya tersebut, Habermas telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam memahami dinamika masyarakat modern dan bagaimana pengetahuan dapat dipahami dalam konteks kepentingan manusia, dan menawarkan wawasan yang kritis terhadap bagaimana masyarakat modern dipengaruhi oleh kapitalisme dan teknologi, serta bagaimana keduanya membentuk cara untuk kita dalam menghasilkan dan memahami pengetahuan tersebut. Habermas menekankan bahwa dalam konteks ini, pengetahuan tidak hanya merupakan hasil dari proses ilmiah, tetapi juga dipengaruhi oleh kepentingan sosial dan politik. Di mana pengetahuan sering kali digunakan oleh individu untuk memperkuat kekuasaan dan kontrol, mengabaikan aspek-aspek etika dan moral yang seharusnya mendasari interaksi sosial.

Lebih lanjut, Habermas berargumen bahwa untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan dari interaksi sosial, penting bagi kita untuk mengembangkan ruang publik yang sehat. Dimana individu dapat berdialog, saling bertukar ide, berpartisipasi dalam diskusi, dan membangun konsensus mengenai norma-norma sosial yang diinginkan. Dengan pendekatan yang komunikatif, Habermas menekankan bahwa proses tersebut akan memungkinkan setiap orang untuk terlibat dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka. Dalam dunia yang semakin dikuasai oleh informasi dan teknologi, pendekatan ini menjadi sangat penting untuk mengatasi tantangan-tantangan sosial yang ada dan mendorong kebebasan serta kesejahteraan manusia.

Dokpri, Apollo

Habermas berargumen bahwa melalui komunikasi yang rasional dan dialogis, individu dapat membangun pemahaman bersama dan mencapai kesepakatan bersama dalam masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya kondisi ideal untuk komunikasi, di mana semua peserta memiliki kesempatan yang setara untuk dapat berpartisipasi dalam setiap diskusi yang membahas tentang isu-isu penting dalam masyarakat, seperti Pajak, yang merupakan salah satu isu yang penting dalam kebijakan publik. Dimana perpajakan menjadi salah satu aspek fundamental yang mencerminkan nilai-nilai keadilan sosial dan redistribusi kekayaan dalam masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline