Beribu kata tersirat rupa
Dalam buaian nestapa yang diratapi duka
Walau telah penuh rongga dada oleh debarnya estetika rasa semenjana
Tapi inilah kisah si penerka, tanpa meminta sebuah ijin atau sekedar memberi kabar semata
Lalu menyerobot paksa asa yang tercipta
Sebelum kau mengaku sebagai penerka
Yang dihaturkan oleh perkenalan rasa iba
Sungguhkah dirimu merasa?
Atau hanya menjadi peraba semata
Dalam altar persembahan kisah para pemabuk kata
Kita mengenal kata-kata dan seolah ikut menyelami rupa sembilu peraba makna