Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Bayu Dwi Rahman

Mahasiswa/Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Mahasiswa Untag Surabaya Ajak Warga Kesimantengah Kelola Sampah Organik dengan Vermikompos

Diperbarui: 14 Juli 2024   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembuatan Vermikompos/dokpri

Kelompok KKN R19 Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kesimantengah, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto. Kegiatan yang berlangsung selama satu bulan ini bertujuan untuk meningkatkan pengelolaan limbah organik melalui vermikompos, sebuah metode pengomposan menggunakan cacing tanah.

Inovasi Mahasiswa Untag

Inovasi ini tidak hanya terbatas pada aspek teknis, tetapi juga mencakup aspek manajerial dan keberlanjutan. Mahasiswa Untag Surabaya bekerja sama dengan pemerintah desa untuk membentuk kelompok tani yang bertanggung jawab dalam pengelolaan vermikompos secara berkelanjutan. Kelompok ini dilengkapi dengan starter kit yang berisi cacing tanah, bahan baku kompos, dan panduan pengelolaan yang mudah dipahami. Selain itu, para mahasiswa juga berencana untuk melakukan monitoring berkala dan memberikan pendampingan berkelanjutan kepada warga, memastikan bahwa praktik vermikompos dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif jangka panjang.

Pembuatan Vermikompos/dokpri

Inovasi vermikompos ini diharapkan dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi masalah limbah organik di Desa Kesimantengah, sekaligus meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas pertanian. Dengan demikian, para mahasiswa Untag Surabaya tidak hanya memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga menunjukkan bahwa pendidikan tinggi dapat menghasilkan inovasi yang berdampak signifikan bagi pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal.

Langkah-langkah Pembuatan Vermikompos

Pembuatan vermikompos oleh mahasiswa Untag Surabaya di Desa Kesimantengah dimulai dengan pemilihan bahan baku yang tepat. Bahan-bahan yang digunakan terdiri dari sisa-sisa sayuran, buah-buahan, daun kering, dan kotoran hewan, yang semuanya merupakan limbah organik yang mudah didapatkan dari lingkungan sekitar. Langkah pertama adalah mengumpulkan dan memotong bahan-bahan organik tersebut menjadi ukuran yang lebih kecil untuk mempercepat proses dekomposisi. Setelah itu, bahan-bahan ini ditempatkan dalam wadah kompos yang telah disiapkan. Wadah ini bisa berupa bak plastik besar atau lubang di tanah yang dilapisi dengan bahan yang tidak mudah lapuk, untuk menjaga kelembaban dan aerasi yang baik.

Selanjutnya, cacing tanah jenis ANC dimasukkan ke dalam wadah kompos yang sudah diisi dengan bahan organik. Para mahasiswa mengajarkan warga untuk menyebarkan cacing secara merata agar proses penguraian berjalan efisien. Penting untuk menjaga kondisi lingkungan yang optimal bagi cacing tersebut, yaitu dengan memastikan kelembaban wadah kompos berada di tingkat yang sesuai—tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah. Hal ini bisa dicapai dengan menambahkan air secara berkala jika bahan kompos terlihat kering, atau menambahkan bahan kering seperti daun-daun kering jika terlalu basah.

Pemberian makan kepada cacing dilakukan secara teratur, setiap dua hingga tiga hari sekali, dengan menambahkan lapisan baru bahan organik di atas lapisan yang sudah ada. Para mahasiswa juga mengajarkan warga untuk mengaduk atau menggemburkan bahan kompos setiap satu atau dua minggu sekali untuk memastikan sirkulasi udara yang baik dan mempercepat proses dekomposisi. Selain itu, perhatian khusus diberikan pada pengelolaan suhu wadah kompos. Suhu ideal untuk vermikompos adalah antara 15°C hingga 25°C, sehingga jika suhu terlalu tinggi atau terlalu rendah, perlu dilakukan tindakan penyesuaian, seperti menempatkan wadah kompos di tempat yang lebih teduh atau menambah bahan isolasi.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline