Jakarta, Desember 2024 - Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai sektor ekonomi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Salah satu inovasi yang kini menjadi sorotan adalah cryptocurrency, mata uang digital berbasis teknologi blockchain. Di Indonesia, cryptocurrency tidak hanya menjadi tren baru di kalangan masyarakat, tetapi juga dianggap memiliki potensi besar sebagai penggerak utama pembangunan ekonomi di era digital.
Menurut data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), nilai transaksi cryptocurrency di Indonesia dari Januari hingga April 2024 telah mencapai Rp211 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan nilai transaksi sepanjang tahun 2023 yang hanya mencapai Rp149 triliun. Selain itu, jumlah investor di Indonesia juga terus bertambah, mencapai 21,27 juta orang pada tahun ini. Lonjakan angka ini menjadi bukti tingginya minat masyarakat terhadap aset digital.
Cryptocurrency, seperti Bitcoin dan Ethereum, dirancang untuk memberikan transparansi, keamanan, dan efisiensi dalam transaksi keuangan. Teknologi blockchain yang menjadi dasar operasionalnya memungkinkan transaksi dilakukan secara terdesentralisasi tanpa memerlukan perantara seperti bank. Inovasi ini membuka peluang besar untuk meningkatkan inklusi keuangan, terutama di daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh layanan perbankan tradisional.
Peluang dan Manfaat Cryptocurrency
Cryptocurrency memiliki potensi besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Salah satu manfaat utamanya adalah inklusi keuangan. Menurut laporan World Bank, lebih dari 1,7 miliar orang di dunia tidak memiliki akses ke layanan perbankan, tetapi sebagian besar dari mereka memiliki perangkat seluler. Dengan cryptocurrency, masyarakat dapat melakukan transaksi keuangan, menabung, atau menerima pembayaran hanya melalui ponsel.
Selain itu, stablecoin, jenis cryptocurrency yang nilainya dipatok pada mata uang fiat seperti dolar AS, memberikan solusi terhadap volatilitas harga yang sering menjadi hambatan utama dalam adopsi aset digital ini. Stablecoin memungkinkan transaksi internasional dengan biaya rendah dan waktu penyelesaian yang lebih cepat, menjadikannya alat yang penting untuk mengurangi hambatan dalam sistem keuangan global.
Di Indonesia, perkembangan industri ini didukung oleh ekosistem yang semakin mapan. Platform pertukaran seperti Indodax, Tokocrypto, dan Pintu telah menyediakan layanan yang memungkinkan masyarakat membeli, menjual, dan menyimpan berbagai jenis aset digital. Indodax, sebagai pelopor di Indonesia, telah mengenalkan masyarakat pada dunia cryptocurrency sejak 2014, sementara Tokocrypto, yang didukung oleh Binance, tidak hanya menyediakan layanan perdagangan tetapi juga program edukasi untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap teknologi blockchain.
Tantangan yang Dihadapi
Meski menjanjikan, perkembangan cryptocurrency di Indonesia tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu isu utama adalah regulasi yang masih terbatas. Saat ini, cryptocurrency di Indonesia diakui sebagai komoditi, bukan sebagai alat pembayaran yang sah. Regulasi ini diatur melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 99 Tahun 2018 tentang Perdagangan Berjangka Aset Kripto. Namun, perlindungan konsumen dan pengawasan terhadap aktivitas ilegal seperti pencucian uang masih memerlukan perhatian lebih lanjut.
Rendahnya tingkat literasi digital masyarakat juga menjadi hambatan besar. Banyak masyarakat yang belum memahami sepenuhnya manfaat dan risiko cryptocurrency, sehingga rentan terhadap penipuan dan penyalahgunaan. Selain itu, risiko keamanan siber terus menjadi ancaman. Pada tahun 2024, salah satu bursa kripto di Indonesia mengalami peretasan besar yang mengakibatkan kerugian hingga Rp280,9 miliar. Kejadian seperti ini menunjukkan perlunya peningkatan keamanan dan perlindungan bagi konsumen.