Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Arkaan Firdaus

Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Misteri Malam Tahun Baru Ciwidey

Diperbarui: 2 November 2023   07:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Source : Canva

Disclaimer

Cerita ini hanya sebuah fiktif belaka karangan original saya sendiri. Jika ada kesamaan nama, tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

Malam Tahun Baru adalah saat dimana orang-orang bergembira dan melakukan perayaan, tetapi bagi Detektif Arkaan Fird, itu adalah panggilan tugas. Dia duduk sendirian di kantor kecilnya yang sepi, dengan secangkir teh manis hangat di tangan sambil menonton tiktok. Saat tahun baru mendekat, handphonenya berdering kencang.

"Detektif Arkaan di sini," katanya, tanpa senyum dalam suaranya sambil meminum teh manis hangatnya.

"Detektif, kami memiliki insiden di Ciwidey Hotel. Kami butuh Anda di sana segera," kata Ketua Kapolsek Ciwidey.

Arkaan meraih jaketnya dan melompat ke mobil miliknya. Ciwidey Hotel adalah tempat mewah yang terkenal di kota, sehingga apa pun yang terjadi di sana pasti akan menjadi berita besar. Saat dia tiba di hotel, dia melihat kerumunan orang dan pihak media yang sedang meliput di luar. Sesuatu yang besar terjadi di sini.

Arkaan diterima oleh Ketua Kapolsek, AKP Dana, yang terlihat sangat tegang. "Ini adalah situasi yang sangat aneh dan mengerikan, Detektif. Kami menemukan seorang wanita tewas di salah satu kamar hotel."

Arkaan mengikuti AKP Dana ke lantai 6 hotel. Di depan salah satu kamar, ada polisi yang berjaga. Mereka membiarkan Arkaan masuk. Ketika dia memasuki ruangan tersebut, dia melihat seorang wanita muda terbaring di lantai dengan tiga luka tembak yaitu di kepala, di dada kiri dan di perut. Kamar itu dalam keadaan yang sangat berantakan, seolah-olah ada perlawanan yang dilakukan wanita tersebut sebelum mati.

“sepertinya Wanita ini sangat ketakutan dan mencoba untuk melawan sebisa mungkin”. Ujar Arkaan

AKP Dana memberi tahu Arkaan, "Nama wanita ini adalah Nurul Akaisha, dia seorang tamu di Ciwidey Hotel ini. Tidak ada yang tahu mengapa dia di sini, Staff Hotel hanya berkata bahwa dia terlihat sangat panik dan terburu-buru."

Arkaan mulai menginvestigasi ruangan tersebut. Terdapat barang-barang pribadi yang tersebar di seluruh kamar, dan brankas kecil yang terbuka dengan isinya berserakan di lantai. “Ini tidak terlihat seperti pembunuhan sederhana”.  

Setelah beberapa saat, Arkaan menemukan sebuah amplop dengan tulisan tangan yang bertuliskan "Tidak Akan Ada Yang Bisa Menemukan Saya."

Amplop itu berisi beberapa dokumen, termasuk catatan tangan yang tampak ditulis saat perasaaan sedang cemas. Akaisha menulis tentang bagaimana dia merasa dikejar oleh seseorang yang tidak ia kenal. Dia merasa hidupnya sedang terancam dalam bahaya, dan dia mencoba untuk menghindari orang yang tidak dikenal itu dengan cara bersembunyi di Ciwidey Hotel ini. Namun, dia tidak memberikan petunjuk tentang siapa yang mengejarnya didalam catatan tangan tersebut.

“Hmm… Saya masih kekurangan petunjuk tentang kasus pembunuhan ini. Pak Dana, apakah CCTV di hotel ini sudah diperiksa?”. Arkaan bertanya

“Belum, Arkaan. Kalau begitu mari kita periksa rekamannya Bersama-sama”. Jawab AKP Dana

Arkaan kemudian memeriksa setiap rekaman CCTV yang terdapat di hotel Bersama AKP Dana. Dari rekaman CCTV, Arkaan melihat Akaisha memasuki hotel pada pukul 8 malam, tetapi ada seorang pria yang terlihat mengikutinya dari kejauhan “ada pria yang membuntutinya dari belakang, siapa dia?” Ujarnya.

Wajah pria itu tidak terlihat jelas di kamera, tetapi dia tampak mengikuti Akaisha masuk ke dalam hotel. Kemudian, pria itu menghilang dari kamera.

Ketika Arkaan menunjukkan gambar pria tersebut kepada seluruh Staff Hotel, mereka bilang bahwa mereka tidak bisa mengidentifikasi siapa pria dengan ciri-ciri yang ada pada gambar tersebut. Mereka mengatakan bahwa Akaisha hanya datang sendirian dan tidak pernah melaporkan masalah apa pun kepada mereka.

Arkaan mulai menyelidiki latar belakang Akaisha. Dia menemukan bahwa Akaisha adalah seorang penulis lokal yang tinggal di kota ini. Namun, Arkaan menemukan sedikit informasi tentang kehidupan pribadinya Akaisha. Dia tidak mempunyai keluarga yang dekat, dan teman-temannya tidak terlalu tahu banyak tentang dirinya karena Akaisha adalah orang yang cukup misterius.

“Sepertinya wanita Bernama Akaisha ini sangat menutup dirinya dari orang lain”. Pikirnya sambil memegang dagu

Arkaan merasa bahwa masih ada banyak hal yang masih belum terungkap dalam kasus ini. Dia terus berusaha mencari informasi lebih banyak tentang pria misterius yang mengikuti Akaisha dan motif di balik kasus pembunuhan ini. Dia juga memeriksa daftar tamu hotel untuk melihat apakah ada seseorang yang bisa memberikannya petunjuk.

Setelah beberapa hari melakukan investigasi, Arkaan menemukan bahwa pria yang mengikuti Akaisha adalah seorang pembunuh bayaran bernama Jalal Gobed yang bekerja untuk seorang Bos Preman. Arkaan juga menemukan kartu memori hp yang disembunyikan oleh Akaisha dengan cara ditempel menggunakan selotip dibawah meja kamar rumahnya. Didalamnya terdapat video yang dimana Akaisha tanpa sadar menjadi saksi atas aktivitas ilegal yang dilakukan oleh Bosnya Gobed, dan Akaisha mencoba melarikan diri dari penguntitannya. “Wanita ini ternyata lebih pintar dari dugaanku, dia menyembunyikan bukti penting ini dengan sangat hebat. Mungkin karena dia tau bahwa ada orang yang mengincar rekaman dan hidupnya, jadi dia menempelkan kartu memori hpnya dibawah meja kamarnya. Sungguh Hebat!”. Pikir Arkaan sambil terkagum-kagum

Arkaan kemudian memutuskan untuk membawa Gobed ke kantor polisi dan memeriksa keterlibatannya dalam pembunuhan Akaisha. Setelah ditunjukkan bukti-bukti dan diinterogasi oleh AKP Dana dengan intens, Gobed akhirnya mengaku bahwa dia dikirim sebagai pembunuh bayaran untuk membunuh Akaisha oleh bosnya, karena dia takut bahwa Akaisha akan membongkar bisnis ilegalnya kepada polisi dan publik.

Namun, ketika Arkaan mencoba mencari tahu identitas siapa pria yang menyuruh Gobed untuk membunuh Akaisha, dia menemui kesulitan. Gobed tidak memberikan nama siapa pun kepada Arkaan dan AKP Dana, karena dia tahu bahwa bosnya sangat berbahaya.

“Mengapa anda tidak bisa menyebutkan nama Bosmu ini? Bila anda kooperatif dengan kami, maka kami bisa berunding dengan pengadilan untuk mengurangi masa tahananmu dan memindahkan tempatmu dipenjara ke kota lain”. Ujar AKP Dana dengan mengkerutkan jidatnya

“Tidak, saya tidak bisa mengatakannya. Dia adalah orang yang sangat berbahaya. Jika saya menyebutkan Namanya dia akan membunuh saya”. Jawab Gobed

Arkaan tidak puas dengan jawaban ini. Dia terus menginvestigasi dan mencari lebih banyak informasi tentang bisnis ilegal Bos Preman tersebut. Dengan bantuan tim dari Kapolsek Ciwidey, Arkaan akhirnya mengumpulkan banyak informasi serta mendapatkan seorang saksi kunci. Saksi kunci tersebut merupakan seorang mantan rekan Gobed bernama Rei, yang takut akan keselamatannya, ia bersedia memberi kesaksian melawan Gobed dan memberi informasi bahwa nama dari Bos Preman tersebut ialah Rangga.

“Saya bersedia untuk memberikan kesaksian melawan Gobed dan mantan Bos saya. Tetapi, saya meminta perlindungan dari Kapolsek selama satu tahun, supaya saya bisa memastikan bahwa saya benar-benar sudah aman”. Kata Rei dengan nada bicara yang terdengar sedikit ketakutan

“Baik, itu hal yang mudah”. Jawab AKP Dana

“Nama mantan Bos saya ialah Rangga, markasnya ada di sebuah Gedung yang terbengkalai dipinggir sungai besar Ciwidey. Serbulah markas tersebut dan disana kalian bisa mendapatkan banyak bukti yang kalian inginkan seperti senjata api, obat terlarang dan data mengenai orang-orang yang sudah dihabisi oleh mereka”.

Arkaan Bersama dengan tim dari Kapolsek Ciwidey kemudian menyerbu markas Rangga. Mereka berhasil membawa banyak bukti serta dapat menangkap Rangga dan langsung membawanya ke pengadilan.

Ketika pengungkapan bisnis ilegal serta penangkapan Rangga, Gobed dan anggota lainnya diumumkan kepada publik dan media, berita tersebut menjadi headline di seluruh kota.

Akhirnya, Arkaan berhasil mengungkapkan seluruh jaringan kejahatan yang tersembunyi di balik pembunuhan Nurul Akaisha. Akaisha yang tidak bersalah menjadi korban, dan dengan dedikasi dan ketekunan Detektif Arkaan Fird, kebenaran pun terungkap.


Cerpen ini mengingatkan kita bahwa dalam dunia kejahatan, seringkali kebenaran  tersembunyi di balik lapisan tipu daya dan rahasia. Seorang Detektif harus bisa memecahkan misteri yang kompleks dan menghadapi bahaya untuk memberikan keadilan bagi orang yang tidak bersalah. Malam Tahun Baru mungkin terasa sangat berbeda dari biasanya bagi orang lain, namun bagi Detektif Arkaan, ini adalah malam ketika dia berhasil mengungkapkan salah satu rahasia dan membuktikan bahwa kebenaran selalu patut diperjuangkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline