Lihat ke Halaman Asli

DPR Desak Audit Industri Pertahanan RI

Diperbarui: 28 April 2017   03:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merdeka.com

Kedaulatan Negara adalah harga mati yang harus dipertahankan. Demi menjaga itu, industri pertahanan mutlak harus bisa memenuhi berbagai permintaan alat sistem pertahanan diperlukan.  Pertanyaan yang harus diajukan adalah apa kabar dengan Industri Pertahanan Indonesia. Nampaknya, Industri Pertahanan RI memerlukan adanya Auditor Teknologi, dengan begitu ada rancangan yang jelas kemana Sistem Pertahanan Indonesia mau dibawa, juga agar lebih.  Selama ini masyarakat hanya menerima informasi satu arah soal kemajuan industri pertahanan RI, tanpa bisa diverifikasi kebenarannya oleh masyarakat umum. pada Diskusi Alutsista  di Press Room DPR RI, Rabu (26 April 2017), diperdengarkan jejak pendapat bagaimana para wakil rakyat bersikap mengenai hal itu.

strategi-militer.blogspot.com

Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin, menyetujui perlunya audit teknologi pada industri pertahanan RI. Audit tersebut bertujuan demi membangun ulang Industri Pertahanan menjadi lebih baik jadi semangatnya adalah sebuah kritik membangun, bukan mematikan. Hal itu dibenarkan Mantan Menteri Riset dan Teknologi, Muhammad AS Hikam yang juga menjadi pembicara di acara yang sama. Menurut Hikam, selama ini industri pertahanan RI seperti PT Dirgantara Indonesia, PT Dahana, PT Pindad dan lainnya, selalu mengklaim telah mencapai kemajuan. "Namun masyarakat tak ada akses dan tolak ukur yang dapat dijadikan pembanding dan penentu kewajaran. Jadi seolah kita diminta percaya saja pada klaim yang dipublikasikan," ungkap Hikam

Bisnisupdate.com

Bisnisupdate.com

alusistapertahanan.blogspot.com

Sefrekuensi  dengan Wakil Ketua Komisi I dan Mantan Menteri Riset dan Teknologi , Pengamat Militer Connie Bakrie mengatakan, dibutuhkan Auditor Teknologi yang mampu menjadi tolak ukur terhadap Industri Pertahanan kita, sehingga persoalan Alutsista di Indonesia  tidak berpolemik. Auditor Teknologi dapat bertugas sebagai penimbang setiap penawaran kerjasama dari produsen alutsista, dengan tujuan tidak ada monopoli perdagangan.

Kita ketahui bahwa yang sebernarnya  RI banyak menerima  tawaran kerjasama Transfer of Technology (ToT 100%) yang datang dari beberapa pihak. Bahkan termasuk dari merk papan atas dunia yang siap membagi 100% teknologi canggihnya ke RI.  Pada diskusi itu Connie Bakri mengatakan, tidak adanya Audit Teknologi terhadap Industri Pertahanan (PT Dirgantara Indonesia) membuat setiap adanya penawaran kerjasama dari produsen alutsista selain selalu dilihat sebelah mata.

Kita tentu tahu selama ini PT. DI memiliki kerjasama dengan Airbus, ketakutan terhadap ToT 100% sebagai cara asing membunuh industri pertahanan RI hanyalah dalih. Bahwa sebenarnya PT. DI adalah pelayan kepentingan Airbus. Ketidakhadiran auditor teknologi telah menjadikan Industri Pertahanan RI (PT. DI) hanya sebagai agen pemasaran saja.  Kepentingan bisnis Airbus bersembunyi di balik upaya menjaga agar Industri Pertahanan RI tidak mati. Untuk membuka tabir kepalsuan ini auditor teknologi adalah kunci.

liputan6.com (super puma/Airbus&PTDI)

Auditor teknologi dapat menjaga perkembangan Industri Pertahanan tetap pada jalurnya. Sebagai contoh Airbus sudah bekerja sama dengan PT DI selama 40 tahun tapi hingga hari ini kita tidak punya heli buatan Indonesia, bandingkan dengan 20 tahun kerjasama  Airbus dengan RRC, Airbus sudah beri ToT 100%, yang artinya RRC sudah mampu menguasai kemampuan membuat helikoter secara mandiri seutuhnya, bukan hanya merakit saja, seperti yang PT. DI kerjakan.  Lihat gambar setelah ToT 100% RRC berhasil, mereka mampu membangun pesawat yang gagah.

Chindonews.com (Y-20 / Xian Aircraft Corp/ China)

Dengan adanya Auditor Teknologi, industri pertahanan RI bisa benar-benar bersaing di kancah internasional, begitu kata Mantan Menteri Riset dan Teknologi. Dibutuhkan kepekaan kita untuk mempertahankan Industri pertahanan  dari selubung kepentingan bisnis.

Pada akhirnya Audit Teknologi memang perlu, tapi jangan sampai mematikan PT DI, melainkan untuk membangun ulang PT DI agar lebih baik lagi. Jadi semangatnya kritik membangun, bukan mematikan PT DI, imbuh  Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin

Jalan satu-satunya menjaga perkembangan dan optimalisasi industri pertahanan adalah dengan dibentuknya auditor teknologi!

Sumber.

Tanpa Audit Teknologi, Industri Pertahanan Nasional Sulit Maju

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline