Islam dan Perkembangan Teknologi: Antara
Fanatik atau Cerdik
Perkembangan teknologi yang pesat menghadirkan dilema bagi berbagai kalangan, termasuk umat Islam. Pandangan yang kerap muncul adalah tentang "fanatisme perkembangan teknologi" di kalangan umat muslim, di mana kemajuan teknologi diterima tanpa filter kritis dan pertimbangan nilai-nilai agama. Namun,pandangan ini terlalu menyederhanakan hubungan kompleks antara Islam dan teknologi.
Islam, sebagai agama yang menganjurkan pencarian ilmu pengetahuan (thalabul 'ilm), tidak pernah mengharamkan kemajuan teknologi. Sejarah mencatat banyak kontribusi besar ilmuwan muslim dalam perkembangan sains dan teknologi pada masa keemasan Islam. Seperti Al-Khawarizmi, Al-Jazari, Ibnu Firnas, Ibnu Al-Haitham, dan masih banyak lagi ilmuan islam lainnya.
Al-Khawarizmi telah dikenal oleh masyarakat luas berkat temuan hebatnya, yaitu ilmu algoritma. Algoritma berperan penting sebagai pembuka gerbang teknologi terutama dalam bidang komputer. kemajuan tersebut membuktikan bahwa Islam tidak hanya menerima, tetapi juga mendorong perkembangan intelektual dan teknologi.
Keinginan manusia untuk menghadirkan robot ternyata sudah muncul sejak abad ke-13. Konsep dasar robot pertama kali diungkapkan oleh ilmuwan muslim bernama Ibnu Ismail Al-Jazari. Saking hebatnya, beliau sampai dijuluki sebagai Bapak Robot. Robot ciptaan Al-Jazari dapat bergerak dengan bantuan tenaga air (hidrolik). Contoh robot ciptaannya adalah robot pemain musik yang digunakan untuk menghibur tamu kesultanan Turki dalam sebuah jamuan.
Ibnu Firnas dikenal sebagai seorang ilmuwan muslim yang ahli pada bidang aerodinamika sekaligus konseptor pesawat terbang. Beliau berhasil mendemonstrasikan mesin penerbangan sederhana dengan kerangka berbahan kayu. Walaupun percobaan tersebut dikatakan gagal, pesawat rakitannya telah mampu bertahan di udara selama 10 menit.
Kemudian Ibnu Al-Haitham,beliau menjadi salah satu tokoh Islam yang berpengaruh di dunia teknologi. Ilmuwan ini menciptakan teknologi optik yang saat digunakan pada perangkat kamera. Teknologi temuan Ibnu Al-Haitham menginspirasi Rogen Bacon dan Kepler untuk menciptakan mikroskop dan teleskop.
Namun, penerimaan teknologi dalam konteks Islam tidak berarti tanpa syarat. Islam menekankan pentingnya etika dan moralitas dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam pemanfaatan teknologi. Fanatisme teknologi,dalam hal ini terjadi ketika kemajuan teknologi digunakan tanpa mempertimbangkan konsekuensi moral dan spiritualnya.
Beberapa contoh dampak negatif dari fanatisme teknologi dalam konteks Islam adalah:
Penyebaran informasi yang menyesatkan: Media sosial dan internet dapat menjadi alat penyebaran informasi hoax, fitnah, dan ajaran sesat yang bertentangan dengan ajaran Islam.