Lihat ke Halaman Asli

Bekas dari Negeri Anging Mamiri, Sulawesi Selatan dan Barat (1)

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak pernah kuinginkan saat aku diumumkan oleh institusi pindah ke makassar, sebuah kota yang tak pernah terpikirkan untuk menetap. Tepat tanggal 11 Januari 2009 aku berangkat dari sebuah kota di utara sumatera menuju bandara sultan hasanuddin Makassar. Kecewa tentunya karna harus begitu jauh dari keluarga.

Selama di Makassar aku menetap di pinggiran Kota Makassar Jalan cendrawasih no. 259 kecamatan mamajang, tepatnya di Sebuah bangunan tua yang saat kudatangi masih dalam tahap renovasi. 2,5 tahun di Makassar begitu banyak orang baru yang kukenal termasuk beberapa dosen universitas hasanuddin seperti pak abdullah sanusi, buk farida patitingi, pak aswanto, buk nurul ilmi, pak tajuddin parenta, tapi sayangnya aku tak pernah ketemu dengan pak Muhammad Armand,,hhe. Beberapa kali aku juga bertemu dengan pejabat pemerintah provinsi sulawesi selatan yang memberikan sedikit ilmunya untukku.

Begitu banyak cerita yang tersimpan dan kadang menimbulkan perasaan sedih, ketawa, dan rindu. Rindu pada Kota palopo dan warganya, rindu pada desa gentung Pangkep dan warganya, rindu pada desa lassang takalar. Ketiga tempat ini pernah kusinggahi beberapa minggu, menumpang di rumah warga.

Negeri anging mamiri memiliki keindahan yang MasyaAllah. Satu hal yang aku senangi ketika melakukan perjalanan ke luar kota seperti Sulawesi barat hampir sepanjang perjalanan kita akan disuguhi pemandangan pantai di satu sisi dan bukit di sisi lainnya, bahkan sesekali bisa berhenti sambil menikmati air kelapa muda menghadap laut lepas. Berbeda kalau kita dari Medan melakukan perjalanan ke pekan baru ataupun banda aceh kebanyakan yang dilihat kebun kelapa sawit dan karet.

Walhamdulillah, aku diberi kesempatan menikmati indahnya pasir putih pantai bira bulukumba, dinginnya tanah toraja dan malino, taman nasional pengunungan karst dan air terjun Bantimurung, dan makan ikan terbang di Majene.

Begitu rindunya aku pada negeri ini, sampai-sampai sambil menulis tulisan ini aku mengenang ketika naik pete-pete (angkot) dan taksi menyusuri jalan cendrawasih, Jalan gunung Lantimojong, jalan veteran, jalan perintis kemerdekaan, jalan abd daeng sirua, daya, sudiang dan tak lupa mall panakukkang, mtc, karebosi, dan tentunya mall ratu indah.

Entah kapan bisa pulang kesana, kembali mengenang masa indah, bercengkrama dengan keluarga bugisku, bercengkrama dengan keluarga makassarku sambil bertanya AGA KAREBA PUANG…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline