Lihat ke Halaman Asli

Moralitas Penentu Progresifitas Perusahaan

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Moral sebagai salah satu gambaran kualitas dari seseorang tentang baik buruknya sikap dan perilaku seseorang yang ditunjukan,juga merupakan salah satu penentu untuk mencapai progessifitas dalam mencapai tujuan yang telah terencana.Dalam hal ini berkaitan dengan karakter dan kepribadian seseorang mencakup segala aspek kehidupan.Moral yang juga dikenal dengan istilah etika,merupakan suatu hal penting dan mendasar yang harus dimiliki oleh setiap orang,sehingga orang yang bermoral baik akan memiliki personal value.Personal value atau nilai-nilai diri yang tinggi menjadikan seseorang untuk berlaku baik (good attitude).Sehingga akan membawa dampak positif bagi orang lain ataupun dalam sebuah organisasi pemerintahan ataupun di sebuah instansi perusahaan.Jika orang-orang didalamnya memiliki moralitas baik,pastinya sebuah organisasi ataupun instansi tersebut dengan mudah mencapai kemajuan untuk mencapai visi dan misi kedepannya.

Dalam hal dunia kerja,di sebuah instansi perusahaan dikenal adanya prinsip PQCDMS.Dimana prinsip tersebut sangat diperhatikan untuk kelancaran dalam menjalankan mekanisme kerja yang telah tersusun sistematis.Productivity,Quality,Cost,Delivery,Moral dan Safety.Keenam prinsip tersebut saling berintegrasi dan tak dapat dipisahkan satu sama lain,jika salah satu dari prinsip tersebut ditinggalkan maka mekanisme kerja di sebuah perusahaan akan terhambat dan berimbas pada sulitnya untuk mencapai target dari visi dan misinya.Untuk itu perlu adanya keseimbangan untuk menjalankan prinsip PQCDMS secara menyeluruh dalam menjalankan mekanisme kerja yang telah ditetapkan di perusahaan hingga menyentuh subjek terkecil.

Produktivitas sebagai target utama untuk mencapai banyaknya kuantitas sebuah produk dengan output cost atau biaya seminim mungkin,serta pengiriman produk yang tepat dan cepat tanpa melalaikan keamanan para pekerja.Diharapkan akan menghasilkan kualitas tinggi,sehingga produk yang dihasilkan menjadi kepercayaan para customer dan menjadi market leader.Sebab dengan tingginya tingkat kepercayaan yang diberikan oleh customer,perusahaan akan mudah untuk mengambil hati para customernya.Sehingga mereka akan merasakan puas dan loyal terhadap produk yang dihasilkan.Dan sebagai konsekuensinya adalah target-target perencanaan yang telah tersusun secara sistematispun bisa tercapai.

Namun,dari prinsip PQCDMS tersebut,yang perlu menjadi perhatian awal kita adalah aspek moralitas.Sebagai sikap ataupun perilaku yang melekat pada diri seseorang,serta menjadi suatu kebiasaan baik oleh para pekerja ataupun karyawan di dalam sebuah lingkup perusahaan.Akan membawa dampak yang meluas untuk mencapai sebuah progesifitas dalam menjalankan kelima prinsip yang lain.Dengan mengalami progesifitas tersebut maka akan terjadi stabilitas relasi antara pekerja dan pengusaha,owner ataupun manajemen.Dalam satuan terkecil akan terjalinrelasi yang baik antara atasan dan bawahan atau antar pekerja itu sendiri.

Mengapa harus moralitas yang diutamakan?.Karena moral itu penting,dan sudah begitu banyak contoh yang bisa kita ambil untuk menjadi perhatian kita selama ini.Misal saja banyak tenaga professional yang ahli di bidangnya masing-masing dalam lembaga pemerintahan tetapi banyak juga yang terlibat kasus KKN.Apa yang menyebabkan hal ini terjadi?.Tentunya karena moralitas orang-orang yang berada dalam lembaga tersebut minim,bahkan mungkin mereka acuh terhadap hal ini.Banyak ahli hukum yang ahli dalam bidang hukum,tapi tersangkut kasus jual beli pasal,banyak ahli di bidang perpajakan tapi tersangkut kasus mafia pajak.Ironis sekali jika melihat keadaan sperti ini.

Bagaimana hubungannya dengan dunia kerja di sebuah lingkup perusahaan?.Jika semua pekerja dari tingkatan atas sampai ke tingkat yang paling bawah atau level operator mempunyai moralitas yang baik,hal semacam itu tak akan terjadi.Sebagaimana sebelumnya moralitas sebagai salah satu gambaran karakter dan kepribadian seseorang yang mempunyai personal value sebagai penentu sikap ketika dihadapkan dengan sebuah tanggung jawab yang diberikan.Maka orang yang mempunyai personal value akan menyadari dan peduli terhadap hal-hal yang menjadi tanggung jawabnya.

Kejujuran,Kredibilitas,integritas,loyalitas dan Dedikasi adalah merupakan beberapa contoh dari nilai-nilai diri yang perlu dimiliki oleh setiap pekerja.Dengan memiliki nilai-nilai diri tersebut,maka kita akan merasakan sebuah dampak yang cukup bermanfaat bagi kemajuan diri kita sendiri termasuk lingkungan sekitar atau dalam hal ini perusahaan tempat kita bekerja.Dan bagi pekerja yang memiliki hal tersebut akan merasakan kenyamanan dan ketentraman dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan pekerjaaanya.Sudah menjadi kodrat alamiah bahwa kehendak hati cenderung menolak hal-hal yang bersifat negatif atau buruk yang bertolak belakang dengan apa yang menjadi tanggung jawab dan kewajibannya.Sebagai orang yang beragama ketika kita melepas diri atau menjauh dari tanggung jawab dan kewajiban terhadap Tuhan untuk beribadah,maka suasana hati akan merasa tidak tenang sehingga timbul gelisah.Begitu juga dalam konteks pekerjaan,sebuah kewajiban dan tanggung jawab seorang pekerja terhadap perusahaan yang harus dipenuhi dengan mendapatkan gaji atau royalti sebagai bentuk dari sebuah konsekuensi logis atas pemenuhan kewajiban dan tanggung jawab tersebut.

Kembali ke masalah prinsip PQCDMS dalam lingkup perusahaan,dengan moralitas sebagai perhatian awalnya.Dimana personal value,atau nilai-nilai diri yang perlu dimiliki oleh setiap pekerja,sebagai elemen-elemen dasar pembentukan moral yang baik.Sehingga dengan adanya relevansi atau hubungan beberapa elemen tersebut,progesifitas perusahaan akan mudah tercapai.Kegiatan managerial atau pengaturan akan terorganisir secara optimal hingga menyentuh lini terbawah dalam sebuah organisasi atau perusahaan.

Kejujuranterhadap apa yang dikerjakannya dan tanggung jawabnya.Mencegah seseorang dari sikap ataupun tindakan yang merugikan orang lain atau perusahaan.Sehingga fakta atau sebuah kebenaran akan mudah diketahui.Dan memudahkan proses analisis untuk mempercepat pengambilan tindakan,agar permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan mudah di cegah agar tidak timbul atau setidaknya dapat memininmalisir suatu masalah.Kredibilitas sebagai sebuah tanggung jawab dari apa yang menjadi tugasnya. Untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang telah diberikan,sesuai standar operasional prosedur yang telah ditetapkan dan dijalankan secara optimal.Tanpa melarikan diri dari permasalahan-permasalahan yang ada.Integritas kesetiaan terhadap sebuah kebenaran sebagai sistem pendukung moralitas secara konsisten menjalankan dan menerima aturan-aturan yang sudah menjadi kesepakatan bersama antara pekerja dan pihak manajemen perusahaan,sebagai cerminan keutuhan kekuatan dan jati diri yang asli.Loyalitas kesetiaan terhadap apa yang menjadi tanggung jawab dalam pekerjaanya tanpa mudah berubah pikiran ataupun berpindah hati dengan melihat situasi dan kondisi yang sedang dialami,ketika timbul masalah pada pekerjaanya maka harus dihadapi dan diselesaikan bersama bukan ditinggalkan.Dedikasi melakukan tugas-tugasnya secara maksimal dan bersungguh-sungguh,serta berusaha untuk memberikan hasil yang terbaik bagi pekerjaanya sesuai dengan kapasitas kemampuan yang dimiliki.Maka dengan input yang baik akan menghasilkan output yang baik juga.Jika mampu berfokus untuk memberikan yang terbaik dalam setiap segi kehidupan ataupun pekerjaanya,maka kita telah mampu mengekspresikan aneka kemampuan manusia terbaik,yang dimiliki.

Jadi moralitas yang terbentuk dari nilai-nilai diri yang dimiliki oleh para pekerja didalam suatu perusahaan menjadi langkah awal tercapainya kemajuan untk mencapai target dari visi dan misinya.Sehingga prinsip PQCDMS satu sama lain saling berhubungan,dengan aspek moralitas menjadi perhatian awal.Ini akan berjalan baik,jika masing-masing pekerja memiliki kesadaran diri akan hal tersebut.Karena dengan adanya kesadaran diri,kita tak mudah terbebani oleh aturan-aturan yang diberikan oleh pihak manajemen atau atasan.Sehingga bekerja akan merasa nyaman,karena bekerja merupakan sebuah panggilan hati yang didorong oleh rasa pemenuhan atas kebutuhan hidup sehari-hari.Dimana ketika kita tidak bekerja akan sulit untuk mencapai hasrat kebutuhan hidup tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline