Lihat ke Halaman Asli

“Self Knowing” Wujud dari Usaha Penyesuaian Diri ke Dalam Lingkungan Sosial

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagaimana kita tahu "Self Knowing" mengenal diri sendiri salah satu wujud untuk mengetahui kebenaran tentang diri sendiri,sehingga kita mampu memposisikan peran kita terhadap lingkungan sekitar,sehingga interaksi sosial antar individu,individu dengan kelompok,atau antar kelompok akan mudah tercapai tanpa ada kepalsuan.

Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku,interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan - aturan dan nilai - nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing - masing,maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan.

Maka dari itu sebelum melakukan sebuah interaksi dengan yang lainnya,seseorang perlu melihat pada diri sendiri "Introspeksi diri" agar bisa menimbulkan suatu kesadaran.Dengan cara ini diharapkan agar suatu interaksi berjalan dengan baik sesuai harapan tanpa adanya sebuah konflik yang saling bertentangan satu sama lain.Bagaimanapun juga konflik harus sebisa mungkin di hilangkan ketika kita melakukan sebuah interaksi,komunikasi yang baik mencegah kita dari adanya sebuah konflik.

Komunikasi sosial yang menurut Soerjono Soekanto sebagai salah satu syarat terjadinya interaksi sosial,merupakan sebuah penafsiran individu ataupun kelompok baik dari segi pembicaraan,gerakan-gerakan fisik,sikap dan perasaan-perasaan yang ingin disampaikan.Dalam hal ini perlu mempertimbangkan keadaan psikologis dari setiap individu yang ingin melakukan sebuah interaksi.Dengan melihat aspek psikologis kita bisa melakukan sebuah kontak sosial dengan hati-hati agar tidak timbul konflik.

Untuk memperjelas inti pembahasan dari materi ini,mungkin ada pertanyaan yang sedikit menggangu.Benarkah "Self Knowing" atau pengenalan terhadap diri sendiri ada kaitanya dengan masalah sosial,terlebih menyangkut keadaan lingkungan sosial disekitar kita?.Dari pertanyaan ini,kami mencoba menjabarkan satu per satu dengan mempertimbangkan aspek psikologis yang menyangkut kepribadian dan aspek sosial menyangkut keadaan lingkungan.

Ketika kita tak mampu mengenal diri sendiri,tentunya kita akan terjebak dalam lingkungan sosial yang salah ataupun jauh dari harapan kita yang sebenarnya.Dan dalam menjalani kehidupan pasti akan mengalami disorientasi,sehingga kita terkesan hidup mengekor atau sekedar ikut-ikutan saja,ibarat air yang mengalir begitu saja disungai.Kondisi inilah yang seharusnya dikhawatirkan oleh setiap individu manusia.Bahkan bisa dikata kita terkesan orang yang plin plan tidak memiliki konsistensi yang jelas jauh dari apa yang namanya sebuah komitmen.Tak hanya itu kita akan kehilangan kredibilitas ,acuh terhadap tanggung jawab.

Seseorang yang tidak mampu mengenal diri sendiri sama halnya dengan orang yang hidup di dunia orang lain bukan dunianya sendiri.Ketika mengalami kondisi tersebut tentunya kita harus mematuhi aturan-aturan mereka,sebab dunia yang kita tempati adalah dunia mereka,jadi kita yang harus tunduk terhadap aturan-aturan mereka ibarat pepatah "Dimana bumi dipijak,disitu langit dijinjing".Beda halnya dengan orang yang sudah mampu mengenal dirinya sendiri,mereka mampu mengatur dunia mereka sendiri bahkan ketika mereka dihadapkan dengan berbagai lingkungan sosial,mereka tidak akan mudah terpengaruh oleh kondisi lingkungan.Tetapi mereka justru mampu mengendalikan diri agar dapat menyesuaikan diri dengan situasi lingkungan sosial tertentu,tanpa ada tekanan atau aturan dari pihak luar,sebab mereka sudah tahu apa yang harus mereka lakukan agar sebuah interaksi sosial akan terjaga dengan baik dimanapun lingkungan sosial tempat mereka berada.

Pengenalan terhadap diri sendiri sebelum kita mengenal orang lain sebagai salah satu wujud dari interaksi sosial adalah sadar terhadap kondisi diri,dimana kita melihat sisi kelebihan ataupun kelemahan yang ada terhadap diri sendiri,baik itu jasmani ataupun rohani.Dengan melihat dan menyadari kelemahan diri,bisa membuat kita berpikir ulang ketika kita hendak melakukan sebuah interaksi dengan orang lain terlebih menyangkut pembicaraan keburukan orang lain.Sedangkan menyadari kelebihan yang kita miliki,bertujuan untuk mengetahui potensi diri yang bisa kita kembangkan agar dapat memberi nilai tambah terhadap kehidupan diri kita sendiri.Sehingga orang lain tak hanya memandang kelemahan kita.

PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERILAKU SOSIAL INDIVIDU

Dalam ilmu psikologi mengenai tingkah dan perilaku sosial individu bisa terbentuk karena lingkungan sosial dimana individu tersebut tinggal.Seperti teori tabula rasa yang dikemukakan oleh John Locke "Jiwa seseorang ibarat kertas putih,Kertas putih ini akan mendapatkan coretan atau tulisan dari luar,tergantung pada unsur luar itu sendiri".Berdasar teori tersebut menunjukan bahwa sikap dan perilaku sosial individu juga dapat mencerminkan sebuah lingkungan tempat dimana mereka tinggal.

Betapa pentingnya sebuah lingkungan untuk membentuk karakter seseorang.Untuk itu perlu adanya penyesuaian ketika kita ingin berbaur di suatu lingkungan.Keluarga yang dalam hal ini merupakan lingkup sosial terkecil,menjadi faktor utama pembentukan sikap dan perilaku seseorang.Dimana dari sini awal dimulainya sebuah pendidikan karakter langsung dari orang tuanya.Sebelum nantinya berbaur dengan lingkungan luar yang lebih besar atau masuk kedalam sebuah komunitas sosial masyarakat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline