Film Superman (1978) adalah salah satu film superhero paling ikonik dalam sejarah perfilman. Disutradarai oleh Richard Donner, film ini memperkenalkan tokoh superhero asal DC Comics, Superman, ke layar lebar dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Film ini tidak hanya menjadi tonggak penting bagi genre superhero, tetapi juga mengubah cara dunia melihat karakter komik sebagai figur yang serius di dunia film.
Awal 1970-an produser Ilya Salkind dan Alexander Salkind berencana untuk membuat film Superman, tetapi menghadapi banyak kesulitan dalam mengembangkan konsep dan memilih tim yang tepat. Pada saat itu, superhero di layar lebar lebih sering muncul dalam serial TV atau film pendek, sehingga menciptakan film superhero dengan anggaran besar adalah langkah yang berisiko.
Pada 1974, produser Salkind memutuskan untuk mengambil langkah berani dengan memproduksi film Superman dalam bentuk blockbuster, dan dengan demikian dimulailah perjalanan panjang yang penuh tantangan ini. Mereka mengontrak penulis Mario Puzo, yang sebelumnya menulis naskah untuk The Godfather (1972), untuk menulis naskah Superman. Hal ini menjadi kejutan, mengingat Puzo bukanlah seorang penulis naskah film komik. Namun, naskah Puzo menggabungkan elemen-elemen epik yang memberi film ini nuansa yang lebih serius dan dramatis.
Setelah melalui proses audisi yang panjang, aktor asal Kanada, Christopher Reeve, terpilih untuk memerankan Superman (Clark Kent). Reeve, yang pada saat itu tidak terlalu dikenal, memiliki penampilan fisik yang ideal untuk menggambarkan sosok Superman. Reeve harus melakukan pelatihan fisik yang sangat ketat untuk membentuk tubuhnya menjadi seperti superhero yang kuat, termasuk latihan angkat beban dan latihan kekuatan lainnya.
Untuk memerankan Lois Lane, karakter jurnalis yang jatuh cinta pada Superman, Margot Kidder terpilih. Kidder memiliki chemistry yang luar biasa dengan Reeve, yang sangat penting untuk membangun dinamika antara Lois dan Clark Kent. Kedua aktor ini menjadi pasangan serasi dalam dunia perfilman superhero.
Richard Donner, yang sebelumnya dikenal lewat film The Omen (1976), terpilih sebagai sutradara. Donner memiliki visi yang ambisius dan berani untuk menciptakan sebuah film yang setia pada sumber material komik, namun juga menambahkan elemen dramatis dan humanistik yang membuat karakter Superman terasa lebih nyata. Donner juga memiliki pendekatan yang lebih realistis dalam menangani film superhero, berfokus pada asal-usul karakter, latar belakang keluarga, dan perjalanan pribadi Clark Kent untuk menjadi Superman. Ia menginginkan agar film ini tidak hanya menjadi film aksi biasa, tetapi juga cerita yang penuh dengan emosi dan makna.
Syuting Superman berlangsung dari 1977 hingga 1978 dan dilakukan di berbagai lokasi, baik di studio maupun di luar ruangan. Salah satu tempat syuting yang paling terkenal adalah di Pinewood Studios, Inggris, di mana sebagian besar adegan di Planet Krypton dan Daily Planet diambil. Sementara itu, untuk adegan luar ruangan seperti saat Superman terbang di langit atau menyelamatkan orang dari kecelakaan pesawat, tim produksi menggunakan teknik efek visual yang canggih untuk waktu itu.
Salah satu tantangan terbesar dalam produksi adalah menciptakan efek visual yang meyakinkan untuk menggambarkan Superman terbang. Tim efek visual menggunakan berbagai teknik termasuk kabel dan rigging untuk membuat aktor terlihat terbang, meskipun dengan keterbatasan teknologi pada masa itu.
Efek visual dalam Superman adalah salah satu bagian paling menonjol dari film ini. Karena pada waktu itu teknologi CGI (computer-generated imagery) masih sangat terbatas, tim efek visual mengandalkan teknik praktis, seperti penggunaan miniatur dan efek kabel. Superman terbang, misalnya, dilakukan dengan menggunakan kabel yang diangkat dari atas dan memadukan gambar dengan latar belakang yang diproses menggunakan teknik layar biru.
Salah satu inovasi terbesar yang digunakan dalam film ini adalah efek rotoscope, yaitu teknik animasi yang digunakan untuk membuat beberapa adegan terbang Superman terlihat realistis. Hal ini membuat film Superman terasa revolusioner untuk zamannya, meskipun terkadang terlihat kaku oleh standar modern.