Lihat ke Halaman Asli

Evolusi Film Horor (Part 3)

Diperbarui: 13 Oktober 2024   18:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://faroutmagazine.co.uk/why-jordan-peele-was-left-heartbroken-at-the-success-of-get-out/

Era Tren Kontemporer (2010-an - Sekarang)

Dalam dekade terakhir, film horor memiliki beberapa tema tertentu yang memiliki ciri khasnya sendiri. Misalnya, peningkatan dalam representasi kultural. Ciri khasnya adalah menggali isu-isu sosial dan budaya, sering kali dengan latar belakang yang lebih luas. Contohnya Get Out (2017) dan The Night House (2020).

Get Out berkisah tentang seorang pria yang mengunjungi keluarga pacarnya dan menemukan kegelapan yang mengerikan. Get Out menjadi film horor pertama yang dinominasikan untuk Academy Award dalam kategori Best Picture, mencerminkan pengakuan terhadap genre ini dalam dunia perfilman yang lebih luas.

Adapun The Night House yang disutradarai oleh David Bruckner bercerita tentang Beth, seorang janda yang mulai mengungkap rahasia gelap suaminya setelah kematiannya yang tiba-tiba. Ketika Beth mengalami penglihatan aneh dan kejadian yang menakutkan, ia berjuang dengan keadaan mentalnya sambil mencoba merangkai misteri kehidupan suaminya. Film ini terkenal karena suasananya yang mencekam, kedalaman emosionalnya, dan penampilan kuat dari Rebecca Hall.

Tema lainnya adalah penggunaan elemen psychological horror dengan ciri khas fokus pada ketegangan psikologis dan emosi karakter, bukan hanya pada jump scares. Contohnya The Babadook (2014) dan Hereditary (2018).

The Babadook disutradarai oleh Jennifer Kent. Ceritanya mengikuti Amelia, seorang ibu yang berjuang mengatasi kematian suaminya dan kesulitan merawat putranya, Samuel, yang sangat terobsesi dengan makhluk bernama Babadook. Ketika sebuah buku cerita misterius muncul di rumah mereka, Samuel semakin yakin bahwa Babadook adalah ancaman nyata. The Babadook dikenal karena atmosfernya yang menegangkan dan penampilan kuat dari Essie Davis sebagai Amelia.

Hereditary disutradarai oleh Ari Aster. Film ini mendapat pujian kritis karena alur ceritanya, suasananya, dan penampilan para pemerannya, terutama Toni Collette. Cerita ini mengisahkan tentang sebuah keluarga yang menghadapi konsekuensi setelah kematian nenek mereka, serta mengungkap rahasia gelap dan trauma keluarga yang diwariskan.

Ari Aster juga berhasil lewat Midsommar (2019). Ceritanya mengikuti sekelompok teman yang pergi ke Swedia untuk menghadiri festival pedesaan yang diadakan sekali setiap sembilan puluh tahun. Awalnya, festival tersebut tampak menyenangkan, tetapi seiring berjalannya waktu, mereka terjebak dalam ritual mengerikan komunitas lokal.

Film lainnya yang memiliki kesamaan dalam tema supernatural dan folklore adalah The Witch (2015). Ciri khasnya menggunakan elemen mitologi dan cerita rakyat untuk membangun ketegangan. The Witch disutradarai oleh Robert Eggers. Berlatar belakang di New England pada tahun 1630-an, film ini mengikuti sebuah keluarga puritan yang semakin paranoid karena percaya bahwa mereka dihantui oleh seorang penyihir yang tinggal di hutan dekat mereka.

Film ini terkenal karena akurasi historisnya, suasana yang mencekam, dan eksplorasi tema seperti fanatisme religius, keretakan keluarga, dan kehilangan iman. Dengan ketegangan yang berkembang perlahan dan visual yang mengganggu, film ini menciptakan pengalaman yang sangat mendalam.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline