Lihat ke Halaman Asli

Putri Duyung

Diperbarui: 4 Oktober 2024   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.freepik.com/free-ai-image/portrait-woman-as-fantastic-mermaid-creature-with-tail

Erwin memandangi horizon, di mana langit biru bertemu dengan lautan. Satu minggu penuh liburan yang dia impikan kini menyaksikan sebuah petualangan tak terduga. Yachtnya, yang mulanya meluncur anggun di permukaan, tiba-tiba bergetar hebat. Deru ombak menggulung, mengoyak kenyamanan. Dalam sekejap, kapal itu karam, dan gelombang menelan seluruh dunia.

Beruntung, gelombang yang keras membawanya ke pelukan seorang putri duyung. Rambutnya sehalus alga, bersinar dalam cahaya yang lembut. Dengan tatapan penuh kasih, dia menarik Erwin ke kedalaman laut yang tak pernah dia bayangkan.

"Jangan takut," bisik sang putri duyung. "Aku akan membawamu ke tempat aman."

Sejurus kemudian, mereka tiba di istana bawah laut yang megah, terbuat dari kerang-kerang berkilau. Keajaiban tersembunyi di setiap sudut, sinar matahari menembus air dan menciptakan riak warna yang menari-nari. Di sana, Erwin disambut oleh makhluk-makhluk laut lainnya---ikan berwarna-warni dan bahkan penguin kecil yang tampak ceria.

"Selamat datang, Erwin!" sang putri duyung mengucapkan namanya dengan nada lembut. "Aku di sini untuk membawamu menjelajahi dunia kami."

Erwin terpesona. Mereka menjelajahi terumbu karang, menari bersama ikan-ikan kecil yang meluncur cepat. Waktu seolah berhenti, dan setiap detik mengubah ketakutannya menjadi keajaiban. Setelah seharian berkeliling, mereka beristirahat di sebuah ruang makan bawah laut. Putri duyung menyajikan makanan yang tak pernah ia lihat sebelumnya---ikan panggang dengan rempah-rempah dari laut, buah-buahan eksotis, dan minuman yang berkilau seperti bintang.

Setelah makan, rasa kantuk menyerang. Putri duyung mengantar Erwin ke sebuah kamar yang dipenuhi cahaya lembut, di dalam kerang besar yang nyaman. Tanpa bisa menahan lagi, Erwin terlelap.

Waktu berjalan terasa sangat lamban. Erwin membuka matanya perlahan, merasakan cahaya hangat yang menembus tirai jendela. Ia berada di sebuah ruangan kecil dengan dinding putih bersih dan aroma antiseptik yang khas. Sakit di kepalanya membuatnya bingung. Di samping tempat tidurnya, seorang wanita muda mengenakan seragam suster tersenyum lembut. Wajahnya mengingatkan Erwin dengan putri duyung.

"Putri?" tanya Erwin tak yakin dengan tebakannya sendiri.

"Ya, aku Putri, suster yang merawatmu. Selamat pagi, kamu sudah sadar," kata wanita itu, suaranya menenangkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline