Lihat ke Halaman Asli

Cincin yang Menemukan Jalan Kembali

Diperbarui: 16 September 2024   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

freepik.com

Ciko menatap cincin di tangannya dengan getir. Kilauan kecil di permukaan cincin seolah mencerminkan harapan yang kini pupus. Ia membeli cincin itu dengan harapan besar untuk melamar Eva, wanita yang sudah lama ia cintai dalam diam. Namun, sebelum ia sempat mengutarakan niatnya, sebuah surat datang. Bukan dari Eva, melainkan undangan pernikahan. Nama Eva terukir di sana, tetapi bukan berdampingan dengan namanya, melainkan Firman, sahabat lama mereka.

Rasanya perih. Ciko merasakan hatinya seolah diremukkan. Tanpa banyak berpikir, ia menuju ke tepi pantai. Tempat di mana ia sering merenung, mencari ketenangan. Ia memandangi lautan yang luas dan tak berujung, lalu tanpa ragu, ia melempar cincin itu sejauh mungkin ke tengah ombak yang bergelombang. Biarlah cincin itu hilang di sana, tenggelam dalam samudra seperti perasaannya yang kini lenyap.

Hari-hari berlalu, dan Ciko mendengar kabar pernikahan Eva dan Firman. Mereka berbulan madu, berlayar mengarungi lautan, namun takdir ternyata punya rencana lain. Kapal mereka dihantam badai hebat dan karam di tengah samudra. Firman, dalam usaha heroiknya untuk menyelamatkan Eva, tenggelam bersama kapal yang hancur diterpa ombak. Tubuhnya tak pernah ditemukan.

Eva berhasil selamat, meski terluka dan terguncang. Setelah kejadian itu, ia menghilang dari kehidupan sosial, tenggelam dalam masa berkabung. Sementara itu, Ciko hanya bisa mendengar kabar dari jauh, merasa tak berdaya menghadapi semua ini. Namun, ada satu hal aneh yang terjadi setelah tragedi itu.

Di jemari manis Eva, melingkar sebuah cincin. Ia tidak tahu dari mana asal cincin itu, namun ada satu hal yang membuatnya terus memakainya---nama "Eva" terukir di bagian dalam cincin tersebut. Cincin itu terasa seperti sesuatu yang seharusnya ada di sana, meskipun Eva tak ingat kapan dan bagaimana cincin itu bisa berada di tangannya.

Bulan demi bulan berlalu. Ketika masa berkabungnya selesai, Eva kembali ke kehidupannya yang sunyi, membawa luka yang tak pernah sepenuhnya sembuh. Hingga suatu hari, Eva dan Ciko bertemu lagi. Ada kekosongan di mata Eva, tetapi juga kehangatan yang samar. Mereka berbicara tentang banyak hal, tentang kenangan lama dan tragedi yang baru saja terjadi. Tapi pandangan Ciko segera tertuju pada jemari Eva.

Cincin itu.

Ciko tercekat. "Eva, cincin itu..." Ia meraih tangan Eva dengan lembut, matanya membelalak tak percaya.

Eva menatap cincin di jarinya dengan bingung. "Aku tidak tahu dari mana cincin ini. Yang aku tahu, ada namaku di dalamnya, jadi aku memakainya. Aneh, kan?"

Ciko menggenggam tangannya lebih erat. "Itu cincin yang pernah aku beli untukmu... Tapi aku membuangnya ke laut, di hari aku tahu kau akan menikah dengan Firman."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline