Silat, seni beladiri tradisional yang berasal dari negara kita tercinta Indonesia, mendapatkan sorotan global berkat penampilan menonjol dari Iko Uwais. Sebagai aktor, koreografer, dan praktisi Silat, Iko Uwais telah berhasil membawa seni beladiri ini ke panggung internasional, memperkenalkan teknik-teknik bertarung yang unik dan mengesankan kepada audiens di seluruh dunia.
Iko Uwais lahir pada 12 Februari 1983 di Jakarta, Indonesia. Sebelum terjun ke dunia film, ia adalah seorang praktisi Silat yang menguasai gaya Pencak Silat. Dengan latar belakang ini, Iko Uwais tidak hanya memiliki kemampuan bertarung yang mumpuni, tetapi juga pemahaman mendalam tentang filosofi dan teknik Silat.
Iko Uwais memulai karier filmnya dengan debut dalam Merantau (2009), yang ditulis dan disutradarai oleh Gareth Evans. Film ini menceritakan tentang seorang pemuda Minang yang pergi ke Jakarta untuk mencari peruntungan dan akhirnya terlibat dalam pertarungan melawan sindikat kejahatan. Merantau menampilkan teknik Silat yang memukau, dan penampilan Iko Uwais menerima pujian karena keterampilan dan keaslian dalam bertarung.
Merantau mendapatkan ulasan positif dari kritikus dan penggemar film, dan berhasil meraih pendapatan box office lebih dari $1 juta. Namun, pencapaian terbesar Iko Uwais datang dengan film The Raid: Redemption (2011), juga disutradarai oleh Gareth Evans. Film ini menceritakan tentang sekelompok polisi yang terjebak di sebuah gedung bertingkat penuh dengan penjahat, dan harus melawan jalan mereka keluar. The Raid dikenal karena adegan pertarungan yang intens dan koreografi yang menakjubkan, menampilkan Silat dalam bentuk yang sangat dinamis dan realistis.
The Raid meraih sukses internasional dengan pendapatan box office lebih dari $9 juta di seluruh dunia, dan sering dianggap sebagai salah satu film aksi terbaik di dekade ini. Film ini memperoleh berbagai penghargaan, termasuk Best Action Choreography di Fangoria Chainsaw Awards. Iko sempat bermain di film Man of Taichi (2013) sebelum akhirnya rilis sekuel The Raid 2: Berandal (2014) dengan sutradara yang sama.
Menceritakan tentang Rama yang menyusup ke dunia kriminal untuk mengungkap jaringan kejahatan dan korupsi di dalam kepolisian. Film ini memperluas cerita dari film pertama dengan aksi yang lebih kompleks. Film ini mendapatkan pujian atas teknik pertarungan yang lebih beragam dan narasi yang lebih dalam.
Kehadiran Iko Uwais di film internasional membawa Silat ke perhatian global. Film-filmnya telah menunjukkan teknik-teknik bertarung yang spesifik dari Silat, termasuk teknik kunci dan lemparan, yang sebelumnya kurang dikenal di luar Asia Tenggara. Ini berkontribusi pada peningkatan minat terhadap Silat, dengan banyak penggemar film dan praktisi seni beladiri di seluruh dunia mulai mencari tahu lebih banyak tentang seni beladiri ini.
Berkat kesuksesan The Raid, banyak sekolah beladiri di luar Indonesia mulai membuka kelas khusus untuk Silat. Bahkan, Iko Uwais diundang untuk mengajarkan Silat di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat dan Eropa.
Iko Uwais melanjutkan kariernya sebagai aktor dengan bermain dalam sejumlah film seperti Star Wars: The Force Awakens (2015), Headshot (2016), Beyond Skyline (2017), The Night Comes for Us (2018), Mile 22 (2018), Triple Threat (2019), Stuber (2019). Dia mendapatkan pengakuan lebih luas sebagai bintang film aksi internasional. Namanya semakin bersinar hingga ia mendapatkan peran dalam film Snake Eyes (2021), Fistful of Vengeance (2022), dan terakhir The Expendables 4 (2023). Kita tunggu aksinya di film berikutnya sebagai Barda Mandrawata alias Si Buta Dari Gua Hantu.
Iko Uwais telah memainkan peran kunci dalam membawa Silat ke panggung dunia melalui film-filmnya yang mengesankan. Dengan keahliannya dalam Silat dan penampilan menawannya di layar lebar, Iko telah memperkenalkan seni beladiri tradisional Indonesia ini kepada audiens global. Kesuksesan film-film Iko Uwais di kancah internasional tidak hanya membuktikan bakatnya sebagai aktor, tetapi juga mempopulerkan Silat sebagai salah satu seni beladiri yang paling menarik dan efektif di dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H