Lihat ke Halaman Asli

Rangga, Cinta, dan Pariwisata

Diperbarui: 1 Agustus 2024   11:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

cnnindonesia.com

Film Ada Apa Dengan Cinta? (AADC) merupakan salah satu film ikonik dalam sejarah perfilman Indonesia. Kesuksesannya tidak hanya merambah dunia sinema, tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap pariwisata di lokasi-lokasi syutingnya. Sekuelnya yang dirilis pada tahun 2016, membawa lonjakan wisatawan ke beberapa tempat di Indonesia, terutama Yogyakarta dan sekitarnya.

Film AADC 2 menampilkan beberapa lokasi di Yogyakarta yang kemudian menjadi populer di kalangan wisatawan. Adegan-adegan romantis yang menampilkan budaya dan suasana kota Yogyakarta memikat penonton dan mendorong mereka untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut.

Salah satu adegan romantis film ini menampilkan Istana Ratu Boko, sebuah situs purbakala yang menawarkan pemandangan matahari terbenam yang menakjubkan. Setelah film dirilis, kunjungan ke situs ini meningkat secara signifikan. Menurut data dari Dinas Pariwisata Yogyakarta, kunjungan ke Istana Ratu Boko meningkat hingga 30% dalam tahun pertama setelah perilisan film.

Adegan ketika Rangga dan Cinta berjalan-jalan di pasar tradisional Beringharjo menarik minat wisatawan untuk merasakan suasana lokal yang autentik. Pasar Beringharjo mengalami peningkatan jumlah pengunjung yang berdampak positif pada pendapatan para pedagang lokal.

Punthuk Setumbu terletak dekat Candi Borobudur. Tempat ini terkenal dengan pemandangan matahari terbit yang menakjubkan. Adegan di mana Cinta dan Rangga menyaksikan matahari terbit di sini menjadi sangat ikonik. Data dari pengelola lokal menunjukkan bahwa sebelum film, rata-rata pengunjung harian sekitar 200 orang. Setelah AADC 2 rilis melonjak menjadi lebih dari 500 orang per hari.

Gereja Ayam adalah sebuah bangunan unik berbentuk ayam yang menjadi latar romantis dalam film. Gereja ini menjadi viral dan menarik banyak wisatawan. Sebelum film, tempat ini jarang dikunjungi. Namun, setelah AADC 2, kunjungan harian mencapai 300-400 orang, terutama wisatawan muda yang tertarik untuk berfoto di lokasi yang ditampilkan dalam film.

Candi Borobudur, salah satu situs warisan dunia UNESCO yang tampil dalam film ini, mendorong wisatawan untuk menjelajahi lebih dalam sejarah dan keindahan candi ini. Meskipun sudah populer, film ini membantu mempertahankan jumlah kunjungan tinggi, terutama dari wisatawan domestik yang terinspirasi oleh adegan-adegan dalam film.

Film Ada Apa Dengan Cinta 2 tidak hanya berhasil sebagai karya sinema, tetapi juga memberikan dampak besar pada sektor pariwisata di Indonesia. Lokasi-lokasi syuting yang ditampilkan dalam film mengalami peningkatan kunjungan yang signifikan, memberikan dorongan ekonomi lokal dan meningkatkan kesadaran akan keindahan dan kekayaan budaya Indonesia.

Kisah cinta antara Rangga dan Cinta berhasil menginspirasi penonton untuk mengeksplorasi tempat-tempat yang menjadi latar belakang cerita mereka. Ini menunjukkan bagaimana film dapat berfungsi sebagai alat promosi yang kuat untuk pariwisata, menghubungkan penonton dengan lokasi nyata dan mendorong mereka untuk mengunjungi dan merasakan pengalaman yang sama.

Dengan data yang mendukung peningkatan kunjungan dan dampak ekonomi positif, AADC membuktikan bahwa perfilman Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada perkembangan pariwisata nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline