Lihat ke Halaman Asli

Elevated Horror Itu Apaan Sih?

Diperbarui: 2 Oktober 2023   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://bghscharger.org

Biasa diebut art horror atau arthouse horror. Horor yang punya nilai seni. Bukan sekedar jualan jumpscares. Bahkan lebih dari sekedar horor yang punya story telling. Ini ada di atasnya! Levelnya lebih tinggi lagi. Namanya elevated horror.

Biar gampang kita sebut aja horor berkelas. Deal? Oke. Lalu apa ciri-cirinya? Darimana kita tahu kalo film horor ini berkelas apa enggak? Well, gak ada jawaban yang pasti. Karena bahkan istilah elevated horror sendiri masih menjadi perdebatan sampe sekarang. Ada yang setuju, tapi banyak juga yang menolak. Tapi tenang, saya bakal kasih sedikit cluenya. Horor berkelas itu...         

Sumber rasa takut bukan pada sosok hantu atau monster. Tapi pada atmosfer yang sengaja dibuat mencekam. Kepedulian tidak hanya pada membangun karakter para pemain. Tapi menghidupkan kondisi psikologis atau suasana kebatinan mereka. Konsentrasi bukan sekedar di penggunaan kamera yang maksimal. Tapi berbicara lebih banyak di gaya sinematik sehingga menghasilkan visual yang indah sekaligus meneror. Fokus tidak hanya di cerita. Tapi mengangkat tema filosofis yang berat dan dalam. Gimana? Udah mulai tergambar kan bedanya dengan horor biasa?

Istilah elevated horror marak diperbincangkan era 2010-an. Perusahaan film independen yang berjasa mempopulerkan genre ini adalah A24. Mereka sudah membuat film sejak tahun 2013. Tapi namanya baru berkibar setelah Ari Aster bikin Hereditary (2018). Lalu dia kembali mengguncang jagad perhororan dunia dengan judul Midsommar (2019). Perusahaan mereka makin bersinar setelah Everything Everywhere All At Once (2022) dan The Whale (2022) menang Oscar tahun 2023.

Jika sebuah film horor biasa bertujuan ingin membuat penonton ketakutan dengan adegan-adegan yang bikin kaget dan tegang, horor berkelas justru meneror penonton secara emosional dan psikologis, bahkan bisa menimbulkan trauma! Ada beberapa film yang masuk kategori ini. Ada beberapa sutradara yang spesial garap genre ini. Nanti deh kita bahas di tulisan saya berikutnya.

Menurut kamu, perlu gak sih kita nonton film kayak gini? Atau, perlu gak sih para sineas bikin film model gini?      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline