Lihat ke Halaman Asli

Hati-Hati Mengisi Pulsa di Kios Pulsa Pinggir Jalan!

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Nak, ini mamah. Tolong isi pulsa ke nomor barunya mamah yang 20rb, keadaannya lagi darurat nak! Nanti mama ganti uangnya, ini nomor barunya mamah 0878xxxxxxxx. Di tunggu ya nak”. Atau “Selamat!!! Anda mendapat poin plus-plus dari gebyar tahapan B*A! Anda mendapatkan 1 unit mobil Jaguar. Untuk info lebih lanjut, hubungi nomor berikut 021xxxxxx”.

Pasti di antara rekan pernah mendapatkan pesan seperti itu di telepon seluler. Dan pastinya rekan juga bingung dan bertanya-tanya dari mana pengirim pesan tersebut mendapatkan nomor HP rekan? Hal itu terjawab ketika saya beberapa hari yang lalu membeli pulsa di pinggir jalan karena keadaan yang mendesak. Biasanya saya membeli pulsa dalam bentuk voucher. Tetapi karena keadaan yang mendesak saya terpaksa membeli pulsa dalam bentuk fisik. Di samping lebih praktis dalam pengisian pulsa, pengisian dalam bentuk fisik ini dari sisi harga sedikit lebih murah(walaupun cuman Rp.1000, lumayan bisa di pakai untuk membayar biaya parkir). Kebetulan saya sedang berada dalam perjalanan pulang dari tempat kost teman menuju ke rumah. Saya berhenti di salah satu kios pulsa AB* cell tidak jauh dari tempat kost teman saya. Setelah saya parkirkan motor saya, dan menuju ke etalase kios pulsa, si mas yang punya kios tersenyum dan mempersilahkan saya untuk mengisi kolom di kertas dengan nomor yang mau di sisi pulsanya. Setelah saya mengisi nomor telepon dan jumlah nominal pulsa yang akan di isikan pada nomor telpon saya, si mas berkata “tunggu sebentar ya mas, sedang di proses.” Dan selang beberapa detik kemudian HP saya bergetar tanda ada pesan masuk. Kemudian saya buka, dan benar , ternyata pulsa telah terisi ke nomor telepon saya. Setelah saya membayar, saya menaiki motor dan langsung pergi dari kios. Setelah beberapa jam kemudian dan saya masih dalam perjalanan(karena jarak dari tempat kost teman ke rumah cukup jauh sekitar 20 km), HP saya kembali bergetar tanda ada pesan masuk, saya berhenti sebentar di pinggiran jalan. Ketika di buka, isi pesannya “Selamat!!! Anda mendapat poin plus-plus dari gebyar tahapan B*A! Anda mendapatkan 1 unit mobil Jaguar. Untuk info lebih lanjut, hubungi nomor berikut 021xxxxxx”. Saya kaget! “kok ada pesan nyasar?!” Tanya saya dalam hati. Saya kira pesan penting. Saya kembali melanjutkan perjalanan. Sesampainya di rumah, untuk yang ke sekian kalinya HP saya kembali bergetar, tanda ada pesan yang masuk. Dan ketika saya lihat, isi pesannya “Nak, ini mamah. Tolong isi pulsa ke nomor barunya mamah yang 20rb, keadaannya lagi darurat nak! Nanti mama ganti uangnya, ini nomor barunya mamah 0878xxxxxxxx. Di tunggu ya nak”. Saya kembali bertanya-tanya dalam hati sambil tersenyum “ Lho kan ibu saya sedang memasak di dapur, pesan yang nyasar lagi rupanya”.

Saya curiga, kok nomor saya banyak menerima pesan nyasar seperti ini. Setelah saya selidiki dengan sedikit bantuan dari Google, ternyata itu salah satu bentuk baru penipuan lewat nomor HP. Pertanyaannya dari mana si pengirim tahu nomor HP saya? Dan ternyata setelah flashback ke beberapa jam yang lalu, saya sadar, ternyata saya telah menuliskan nomor saya di kios pulsa tempat saya membeli pulsa tadi siang. Keesokan harinya saya berencana datang kembali ke kios pulsa tersebut untuk kejelasan lebih lanjut. Saya terpaksa membeli voucher pulsa yang baru karena takut ketahuan si mas yang punya kios. Sesampainya di kios, saya mengobrol dulu dengan si mas nya.

A = saya.

B = si mas yang punya kios.

Percakapan pun di mulai.

A : “Mau beli voucher X* yang 10rb mas”

B : “ini mas”

A : “berapa mas?”

B : “11rb mas.”

Saya kasih uangnya.

Setelah beberapa menit saya menggosok dan memasukan beberapa digit nomor yang ada di dalamnya kedalam Hp saya, pulsa sudah masuk. Saya kembali mengobrol.

A : “Mas mau tanya, kenapa selalu ada pesan nyasar yang masuk ke nomor HP saya, padahal saya tidak pernah memberikan nomor saya ke sembarang orang?”

Si mas terlihat agak sedikit ragu menjawab pertanyaan saya. Tetapi akhirnya dia menjawabnya juga.

B : “sebenarnya nomor mas itu sudah tercantum di daftar buku yang kemarin mas tulis untuk membeli pulsa dalam bentuk fisik. Selang beberapa jam, ada sales langganan saya yang suka membeli nomor telepon yang suka membeli pulsa di sini dalam bentuk fisik karena nomornya suka di cantumkan di buku. Harga satu buah nomor telepon saya hargai Rp.2000. Tidak hanya satu nomor dia beli, tetapi puluhan, pernah juga sampai ratusan, terus cara dia mengirim pesannya lewat computer dengan menggunakan aplikasi boom sms untuk di kirim ke semua nomor yang telah dia beli dari saya dan beberapa kios pulsa lain, ya lumayan lah untuk nambah-nambah untung kios”

A : “Oh ternyata seperti itu mas, bahaya juga ya kalau ternyata si sales yang membeli nomor telepon itu membeli banyak nomor telepon dari mas. Dan isi pesan itu sampai kepada orang yang benar-benar mempercayai isi dari pesan itu. Itu termasuk tindak penipuan namanya! Hati-hati mas, kalau sampai ada yan melapor ke pihak berwajib, mas juga bisa terbawa-bawa sama si sales itu.”

Si mas hanya tersenyum dan saya langsung membawa motor saya dan kembali pulang ke rumah. Ternyata seperti itu caranya. Bahaya juga!

Untuk rekan yang telah membaca tulisan saya, semoga tulisan saya bermanfaat dan mohon maaf jika tulisan saya sangat jauh dari kata sempurna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline