Lihat ke Halaman Asli

Bahkan untuk Matipun Kita Masih Penuh Pamrih

Diperbarui: 6 Juli 2015   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh-oleh gentayangan Si Bayangan kali ini adalah tentang kematian, yang menurut versi Sabda Armandio si penulis hati, dalam cuplikan novelnya saat menyajikan kematian versi lautan.

Cara mati yang, kalau dipikirkan, sepertinya pedih sekali—kau merasakan air laut memenuhi lambungmu, mengisi paru-parumu hingga kau depresi dan menyerah untuk bernafas, jantungmu yang kekurangan suplai oksigen berhenti bekerja, dan sedikit demi sedikit udara di dalam tubuhmu keluar seperti balon gas yang dilepas di dalam air, kau meronta-ronta hingga lemas; kau merasakan kematian perlahan merentangkan lengan dan memelukmu. Kau mati dan kesepian. Tetapi apa bedanya? Mati bahagia dan mati sedih, mati di tempat ramai atau mati di tempat sepi, sama saja. Kau mati dan kau mati dan kau mati.”

 

Berbeda dengan kematian versi Purnama Tepilangit si penulis humanis, yang baru beberapa waktu yang lalu dicatatkan dalam sebuah komen di salah satu postingan akun Bayangan saya, lengkap dengan tawanya yang lepas sebebas serpihan debu,

Hahahaaa.. 'Purnama Tepilangit' pasti akan mati, sayangnya hanya bisa mati satu kali, karena ia bukanlah tokoh sejarah, dan sejarah memang tak akan pernah mengenalnya.

Tokoh sejarah, rata-rata mati dua kali.

Pertama kali, ketika ia dimakamkan.

Kedua kali, ketika ia dibangun sebagai monumen.

 

Atau ketika dengan gagahnya saya pernah mendeskripsikan 'Mati paling Gaya' pada sebuah personal literasi, yang akhirnya menghasut saya untuk berpikir ulang apakah itu kematian saya ataukah kematian Cianbunjin Partai Kaypang?

Adakah kematian yang lebih gahar dari ini...? Sebuah ramalan paling sarkas yang pernah saya terima, yang tentunya terjadi saat kondisi emosi hanya setebal pucuk lidi, dalam sebuah kesalah pahaman waktu itu, yang nyaris finis namun selalu saja kembali urung mengujung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline