Lihat ke Halaman Asli

[Fikber] Ad Infinitum: Belajar Mati Mengenaskan Ala Bung Karno

Diperbarui: 28 November 2015   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kau tahu berapa banyak rahasia yang pernah dipendam hujan, Rhein? Mengingatkanku pada tetes pertama, saat bulir-bulir dingin itu mengkilau di pendar wajahmu…”

Gie terdiam sejenak, memandangi deretan azaleas dan rhododendron yang menjuntai beraneka warna di kiri-kanan tebing.

“Sejak saat itu, aku terus mencari hujan, Rhein. Mencari setiap tetes yang pernah amat manja menggelayut di ujung dagumu, hanya demi bisa merupa ulang setiap lekuk dan sudut yang ada di…”

“Jangan bicara seperti itu lagi, Gie. Aku…” Rhein tak sanggup menahan ledakan yang bergemuruh di dalam dadanya. Dipeluknya Gie dengan amat erat, seakan hanya dengan cara itulah dia dapat mengusir jelaga yang selama ini bersemayam di dadanya.

***

 

kita adalah

manusia-manusia tanpa batas

warna, atau kelas

yang terlahir dari benih

kecurangan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline