Lihat ke Halaman Asli

[Fabel] Dongeng Negeri Bayangan 2: Penyerbuan

Diperbarui: 7 November 2015   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Ahmad Maulana S, No. 02.

Kutatap wajah di depanku dengan perasaan tegang. Jantungku berdebar kencang, keras memukul-mukul dada. Sementara tanganku sudah sejak tadi siap untuk menyodorkan kepal terkuatnya.

Kebencian menguasaiku. Sebuah kebencian yang tajam dan menyayat.. Dan sumber kebencian itu kini tegak di hadapanku. Tegak dalam kebisuannya yang gersang. Tegak, bersama ratusan lainnya yang mengerat ibadat pagiku hingga menjadi keping waktu yang penuh kegelisahan.

“Kami hanya menjalankan tugas!” teriak salah satu gonteng berseragam dengan amat jumawa.

“Harap bapak-bapak bersikap profesional dalam menjalankan tugas,” ucapku dengan tak kalah tandas.

“Saudara siapa? Kenapa saudara menghalangi kami? Saudara bisa kami tuntut karena menghalangi penyelidikan!” cecar gonteng tadi sambil mengatup-ngatupkan capit kepalanya yang besar menyeramkan.

“Saya Samu. Dan jika boleh saya tahu, ini penyelidikan apa? Mana surat perintahnya?” ucapku, masih mencoba bersikap biasa.

“Kami mendapat perintah langsung dari pusat… secara lisan! Dan padepokan saudara termasuk dalam daftar yang dicurigai terlibat Jamaah Semut Edaniyah. Saya harap saudara bisa bekerja sama dengan kami!”

“Atas dasar apa kami dimasukkan ke dalam daftar tersebut? Apa kesalahan kami?”

“Kami hanya menjalankan tugas, dan ini sejalan dengan Undang Undang Anti Semutsemit Negeri Bayangan yang berlaku!”

“Maaf, tapi ini negara hukum. Dan di dalam hukum kedaulatan kami sama besarnya dengan Bapak.”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline