menghadap kebarat, tegapku miring
dan seperti terperah di kedalaman hati
langkahku agaknya tak bisa lebih laju dari sekedar ini
padahal, sungguh!
hatiku terus guruh riuh
tentang kau yang lebih tinggi
yang terasa tak mampu kusambangi
namun sebenarnya jauh lebih dekat dari ruh dalam tubuh ini
lalu serupa pelari yang hanya memburu akhir sebagai tafsir