Lihat ke Halaman Asli

Dunia Fiksi yang Aneh

Diperbarui: 5 Oktober 2015   03:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Kau ingat tebing tepi danau yang berada dekat Lembah Patah Hati?”

Christian Kelvin mengangguk.

“Kita ke sana sekarang, karena aku masih tersinggung atas penamaan pengarangnya terhadap tebing tersebut. Masak berani-beraninya dia memberi nama tebing itu dengan ‘Tebing Jomblo Berjoget’, disangkanya kita-kita yang lagi single ini topeng monyet, apa?” geram Desol.

 

***

Bay merasa kelopak matanya seperti diganduli besi seberat ribuan kati, tapi ia memaksa untuk memicingkannya. Tubuhnya terasa amat lemas, dengan tulang yang seperti bergeloseran di seluruh tubuh.

Entah berapa lama waktu berlalu, ketika akhirnya Bay berhasil membuka matanya. Ingatan pertamanya langsung tertuju pada Na, bersamaan dengan keluhan kecil tak jauh di sampingnya.

Susah-payah Bay menolehkan kepala. Hatinya langsung mencelos melihat Na tergeletak sama mengenaskan seperti dirinya.

Susah payah Bay mencoba bangkit, tapi tak berhasil.

“Kau jangan mati, Na…” ucap Bay dengan suara yang amat lirih melebihi dengung nyamuk saking tiadanya tenaga. Tangannya menggapai-gapai ke arah Na, yang tersenyum pias tanpa bisa melakukan apapun.

“Kau jangan mati, Na…” ulang Bay, tapi kini tanpa suara suara sama sekali. Tangannya berhasil meraih tangan Na, yang langsung digenggamnya dengan amat erat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline