Lihat ke Halaman Asli

Pemberontakan Aldy, Kematian Desol dan Kado Buat Admin Baru

Diperbarui: 20 September 2015   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Pusing abis baca Pakde Kartono versus Gayus Tambunan, malah jadi ngelanjutin cersil semau gue dah akhirnya. Selamat membaca…^_ ).

 

TUJUH PUKULAN KORUPSI PENUH BISA.

Baru saja Dayat ingin menanggapi kisah Sunan Kalijaga yang baru didengarnya itu, ketika wajah Paman Bay mengeras tiba-tiba.

“Ada apa Paman?” bisik Dayat sambil bergegas mengkeret ke samping Paman Bay.

“Paman merasakan ada banyak hawa pembunuh yang mengarah ke tempat kita” sahut Pman Bay dengan berbisik pula.

Baru saja Paman Bay selesai menjawab, ketika 7-8 orang berpakaian buruh pelabuhan mengepung mereka. Salah satu dari mereka terlihat sibuk menelepon sambil sesekali memberi instruksi cara mengepung yang sesuai dengan selera murahan para punggawa Istana.

“Iya nih Pak Kaur Ekonomi, bilangin sama Kades, kalo meriksa kantor saya begitu caranya mending saya mundur saja dari Kantor Pel Desa!” geramnya sambil membanting hape dan berkoar-koar betapa Perusahaan Ngepel Indo untung besar di tangannya, walau entah benarkah di tangannya atau justru di selipan baju bawah tangannya.

“Kau yang bernama Bay Si Pemimpin Bayangan itu…?!” bentaknya tiba-tiba ke Paman Bay.

Paman Bay mengangguk tegas. Matanya tajam menyoroti satu-persatu pengepungnya. “Dan kau pasti Rhino Si Badak Pelabuhan yang kemarin kebakaran jenggot itu.” kecam Paman Bay tandas.

Wajah Rhino yang merah padam semakin murka mendengar sindiran pedas Paman Bay. Tangannya yang sejak mula mengepal berangsur menghitam, dengan buku-buku jari yang mengkilat seperti crane pelabuhan Tanjung Priuk yang sempat mencuri perhatian lalu tenggelam kembali di telan isu yang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline