kau beri aku sepiring puisi tentang sepi
sambil diam-diam berharap dapat meredam galau di hati
yang telah lama terasa nyeri
yang kusangka telah hampir mati…
(‘Sepiring Puisi Sepi’ dalam Di Bawah Kibaran Dosa)
(Beberapa paragraf awal dari tulisan ini terpaksa dihilangkan, agar tak menjadi masalah sara dan kontroversi).
Ajakan 'Make Love' yang aneh dan bertubi-tubi.
Tapi dengan segudang keanehan yang ada pada diri saya tersebut, saya benar-benar tak menyangka akan begitu sering direpotkan oleh makhluk lembut yang bernama: Wanita. Dan kerepotan itu telah berlangsung, bahkan sejak saya masih duduk di kelas 1 SD!
Tampankah saya? Bwahahahohohohuekhzzcuihh...! Itu pasti tawa teman-teman saya bila mereka mendengar pertanyaan ini, yang tak lupa diakhiri dengan meludah sebanyak-banyaknya dengan gaya yang paling lebay. Sebab, walaupun ketampanan seringkali menjadi sesuatu yang amat relatif, namun semua tahu bahwa saya tidak memilikinya. Mungkin secuil. Atau secuil yang masih harus dipetil-petil hingga menjadi cuilan yang lebih kecil dan lebih kecil lagi.