(Diposting mundur satu bab demi menghargai rasa penasaran salah satu sahabat maya saya di Kompasiana, semoga bermanfaat…^_)
rinduku padamu seperti gerimis sore ini
rindu yang kecil-kecil namun terus berulang kali datangnya...
(‘Gerimis Rindu’ dalam Di Bawah Kibaran Dosa}
Hidup yang aneh.
Pernahkah kau merasa waktu berlalu begitu tak laju, meluruh perlahan bagai sehelai daun kering yang berkelindan kesana-kemari sebelum akhirnya terjerembab ke tanah dengan begitu saja, dan menyisakan cuma ingatan yang kusam, kenangan yang buram, serta sederet ilusi tentang hidup yang seringkali hanya berakhir sebagai belenggu angan?
Saya pernah. Dan rasanya, amat menyebalkan! Terutama saat harus terus berlari dan memaksa hidup agar lebih berkelok sambil diam-diam berharap dapat menghindar dari semua itu.
Kurus, tinggi, langsing, dada rata... hidup lagi! Hohohoiii...! Anekdot menyebalkan yang sayangnya cukup mendekati profil diri saya. Ditambah dengan latar belakang yang rada-rada ngeselin: Otak pas-pasan, broken home, jarang punya rupiah, serta lahir dan hidup di wilayah yang pernah disebut-sebut sebagai terpadat se-Asia Tenggara, yang tentu saja sangat kumuh...!