Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Bakir

Petani asal berkah, jangan praktek RIBA...!!!

Ibu yang Pilu

Diperbarui: 31 Agustus 2022   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dengan usia mu tepat 77 Tahun, di ibrarat manusia usiamu telah renta whahai ibu Pertiwi ku
Namun dirimu masih bak bidadari yang cantik gemulai yang turun dari kahyangan, betapa tidak sedikit yang menggandrungi akan dirimu.
Dalam dan luar zamin merebut paksa dan halus akan memiliki dirimu yang cantik itu
Ibu Pertiwi ku yang amat aku kagumi engkau tidak sedikit melahirkan anak anak kandung (intelektual,cerdas,lulusan terbaik)
Namun anak kandung mu bagai tamu yang meminangmu layaknya yang dilakukan orang orang luar zamin itu lakukan 350 tahun lamanya merampas hartamu
Ibu Pertiwi ku
Anak kandung yang kamu lahirkan tidak se elok nan anggun seperti dirumu, tidak seramah dirimu Yang mengasihi semua apa yang anak kandung mu inginkan
Ibu Pertiwi ku yang anggun cantik gemulai tergugus hiasan tujuh belas ribu pulau yang terkandung heharuman yang disebut sumberdaya alam, cukuplah semua itu untuk anak anak yang kirus kerontang tuk pukul rata kan
Bagai mana dirimu yang cantik gemulai melahirkan anak anak tak berperangai
Kupikir anak anak mu yang mengurusi mu amanah dan berintegritas, nyatanya menghianati diri mu dan saudara saudaranya yang lain nan tak berdaya
Betapa tidak adilnya anak anak mu yang mengurusi dirimu, sehingga kesenjangan dimana mana terjadi (agama, sosial, ekonomi, hukum, budaya)
Lihatlah wahai ibu Pertiwi, akhir akhir Ini kekacauan akan anak anak mu yang membrangus dirimu terkuak satu demi satu
Namun anak anak mu yang menjadi penegak akankeadilan dalam rumahmu menghinati dirmu sehingga anak anak mu yang bersih tersisih karna sekenario anak anak mu yang merawat dirimu begitu gesit
Berakhirlah ibu Pertiwi ku
MENCARI DALIH PEMBENARAN
ENGGAN MENANCAPKAN SEBUAH KEBENARAN
Itulah perangai anak anak mu ketika anak kandung mu yang fakir tersisihkan.

Kebohongan yang terulang ulang
Akan lahir asumsi itu benar (nyatanya itu tipuan) nyata terjadi akan dirimu wahai ibu Pertiwi.

Pasean B
30 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline