Lihat ke Halaman Asli

Amroini

mie ayam hunter

Keluarga dan Pernikahan

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“Tempat ternyaman untuk kita kembali adalah keluarga”. Bagaimana tentang pernyataan tersebut?

Banyak orang berkata demikian, memang keluarga adalah tempat ternyaman disaat kita menghadapi suatu masalah, dan keluarga juga mampu membantu menenangkan hati kita. Banyak sudah ulasan mengenai keluarga, kita sejak kecil sudah terbiasa bergaul dan bergulat bersama-sama dengan keluarga kita, dan dari keterbiasaan itulah menjadikan hati kita saling terikat dan terkait.

Mengenai keluarga sendiri banyak pengertiannya, Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula berarti "ras" dan warga yang berarti "anggota".Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.  Dalam pengertian sosiologis, secara umum keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putrinya, saudara laki-laki dan perempuan serta merupakan pemeliharaan kebudayaan bersama. Jadi keluarga merupakan kesatuan sosial yang terikat oleh hubungan darah dan masing-masimg anggotanya mempunyai peranan yang berlainan sesuai dengan fungsinya Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri (Soelaeman, 1994:5-10).

Adapun bentuk-bentuk keluarga :

1.        Keluarga inti (nuclear family) yaitu Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak.

2.        Keluarga besar (extended family) yaitu Keluarga yang di dalamnya terdiri atas keluarga inti dengan saudara-saudara lainnya.

3.        Keluarga luas yaitu Keluarga dimana di dalamnya terdapat anggota-anggota yang tidak ada hubungan keluarga yang diakui di dalam rumah tangga.

Keluarga berawal dari pernikahan itulah mengapa pernikahan dan keluarga saling berhubungan, dimana menurut Menurut Sigmund Freud:  Keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa perkawinan itu berdasarkan pada libido seksualitas, jadi keluarga itu merupakan manifestasi daripada dorongan seksual, sehingga kehidupan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami istri. Jadi keluarga itu merupakan perwujudan dari adanya perkawinan antara pria dan wanita, sehingga keluarga itu merupakan perwujudan dorongan seksual. Keluarga sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh langsung terhadap perkembangan individu sebelum atau sesudah terjun langsung secara individual di masyarakat.

Faktor terbentuknya keluarga :


  • Dorongan sex, muncul dari kesepakatan tiap-tiap individu untuk hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan biologis.
  • Dorongan memperoleh keturunan dan melanjutkan hubungan darah.
  • Alasan ekonomi, keluarga sebagai media untuk memperoleh penghasilan dan memenuhi kebutuhan hidup atar suami dan istri.
  • Alasan politis, orang yang memiliki partner (pasangan) lebih yakin dalam mengambil keputusan dan mencari solusi permasalahan karena dukungan moral dari pasangan.
  • budaya, ada kebiasaan negatif yang diberikan masyarat kepada seseorang jika telah mengalami masa terlambat maupun terlalu cepat perkawinan(kawin muda).



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline