Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Syaihu

guru penulis

Wolbachia dan Era Baru Melawan DBD: Tinjauan atas Inovasi dan Tantangannya di Indonesia

Diperbarui: 24 November 2023   19:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Keberadaan bakteri Wolbachia kembali ramai diperbincangkan, khususnya karena uji coba akan dilakukan di berbagai daerah di Indonesia. Ini terkait dengan efektivitasnya dalam menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang telah diteliti sejak tahun 2011.

Pada tahun 2022, penyebaran Wolbachia di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul menunjukkan hasil mengesankan. Wilayah yang telah menggunakan Wolbachia berhasil menurunkan kasus DBD hingga 77 persen dan mengurangi pasien yang dirawat di rumah sakit hingga 86 persen.

Teknologi ini juga membuktikan kemampuannya dalam melumpuhkan virus DBD pada nyamuk Aedes Aegypti. Jika nyamuk betina berwolbachia dikawinkan dengan nyamuk jantan, virus DBD pada nyamuk betina akan terblok, mengurangi potensi penularannya ke manusia.

Selain itu, program Wolbachia telah teruji di sembilan negara, termasuk Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, dan negara lainnya. Indonesia berencana menerapkan teknologi ini di beberapa kota, mengingat musim DBD yang akan tiba.

Penting untuk dicatat bahwa Wolbachia bukan produk rekayasa genetik, melainkan bakteri alami yang hidup di dalam tubuh nyamuk. Wolbachia ditemukan secara alami dalam tubuh nyamuk dan tidak berdampak negatif pada inangnya.

Di Indonesia, implementasi teknologi Wolbachia menggunakan metode "penggantian", dimana nyamuk yang mengandung Wolbachia dilepaskan ke populasi alami. Tujuannya adalah menghasilkan anak-anak nyamuk yang juga membawa Wolbachia, sehingga secara bertahap hampir semua nyamuk di populasi alami memiliki Wolbachia.

Namun, masyarakat juga perlu waspada terhadap hoaks yang beredar terkait program ini. Misinformasi dapat menyebabkan ketidakpercayaan terhadap inovasi ini yang sebenarnya dapat memberikan dampak positif dalam menurunkan kasus DBD di Indonesia. Masyarakat perlu didorong untuk mencari informasi yang akurat dan mengedukasi diri mereka sendiri terkait teknologi ini




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline