Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Syaihu

guru penulis

Plus Minus Cak Imin Jadi Cawapres Anies Baswedan

Diperbarui: 1 September 2023   14:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolase Anies baswedan dan Cak Imin (foto : TVone.News.com)

Wacana menjadikan Muhaimin Iskandar sebagai Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Anies Baswedan dalam Pemilihan Presiden mendatang telah menjadi perbincangan hangat di kalangan politik Indonesia. Benarkah Cak Imin membelot ke kubu koalisi perubahan yang terdiri dari Nasdem, PKS dan Demokrat, karena Prabowo tidak memberikan kepastian menggandeng Cak Imin menjadi Cawapresnya?

Kalaupun benar Cak Imin akan diduetkan dengan Anies Baswedan  memiliki berbagai plus dan minus yang perlu diperhatikan.

Nilai Plus:

  1. Pengalaman Politik: Muhaimin Iskandar memiliki pengalaman politik yang luas. Dia telah menjadi anggota parlemen, menteri dalam beberapa kabinet, dan menjabat sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Pengalaman ini bisa menjadi aset berharga dalam memimpin negara.

  2. Kedekatan dengan Rakyat: Muhaimin, atau yang akrab disapa Cak Imin, dikenal memiliki kedekatan dengan rakyat. Dia telah aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan, yang bisa membantunya mendapatkan dukungan dari berbagai segmen masyarakat.

  3. Pendekatan Kebijakan yang Inklusif: PKB, di bawah kepemimpinan Muhaimin, dikenal sebagai partai yang mempromosikan kebijakan inklusif dan keberagaman. Ini bisa menjadi dorongan bagi koalisi yang lebih luas untuk mendukung pasangan Anies-Cak Imin.

  4. Pendukung PKB: PKB memiliki jaringan yang kuat di berbagai daerah, terutama di Jawa Timur. Dengan dukungan dari partai ini, pasangan Anies-Cak Imin bisa mendapatkan basis pemilih yang signifikan.

Nilai Minus:

  1. Perbedaan Ideologi: Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar berasal dari partai yang berbeda, yaitu Gerindra dan PKB. Meskipun dalam politik koalisi adalah hal umum, perbedaan ideologi dan visi dalam memerintah bisa menimbulkan ketegangan dan kesulitan dalam mengambil keputusan.

  2. Isu Agama: Muhaimin Iskandar adalah tokoh Islam yang dihormati di Indonesia. Namun, penunjukan seorang Cawapres yang kuat di bidang agama dapat memicu perdebatan dan polarisasi di kalangan pemilih, terutama jika isu agama menjadi dominan dalam kampanye.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline