Gak bahaya tah? Turnamen Indonesia Open, Minggu 18 Juni 2023 menjadi catatan buruk prestasi bulu tangkis Indonesia, tanpa gelar juara dan itu sudah beralangsung dalam 3 tahun terakhir 2021, 2022 dan 2023.
Gak bahaya tah Anthony Sinasuka Ginting peringkat 2 dunia kalah dari Victor Axelsen terakhir di final Indonesia Open 2023 di Istora Senayan Jakarta dengan skor kekalahan 14-21 dan 13-21
Agregat Ginting VS Axelsen menjadi 4-12, artinya Victor Axelsen terlalu perkasa menghadapi Ginting dengan rekor 12-4 menjadikan Ginting selalu dalam tekanan ketika berjumpa dengan Axelsen d turnamen apa saja.
Gak bahaya tah? Indonesia hanya memperoleh satu gelar dalam 4 turnamen terakhir dilaksanakan dalam 4 pekan terakhir secara berurutan yaitu Malaysia Masters, Thailand Open, Singapura Open dan Indonesa Open. Hanya di Singapura Open Indonesia merebut gelar tunggal putra melalui Anthony Sinasuka Ginting, selainnya hanya runner up.
Gak bahaya tah, Indonesia Open yang notabene di gelar di Indonesia didukung oleh ribuan penonton, karena Istora Senayan selalu ful penonton sekitar 3-4 ribu penonton setia dan fanatik Indonesia datang ke lapangan untuk menyaksikan gelar dari pemain keasayangaannya yaitu wakil Indonesia yang berlaga selama tiga tahun, 2021, 2022 dan 2023 yang pulang dengan kekecewaan yang luar biasa.
Tak pernah menyaksikan pemain Indonesia naik podium tertinggi dengan lagu Indonesia berkumandang, namun selama tiga tahun teraakhir ada lima kali podium dengan lagu kebangsaan begara lain yang berkumandang. Jangan-jangan Istora Senayan sudah lupa dengan lagu Kebangsaan Indonesia Raya berkumandang.
Gak bahaya tah? Indonesia Open 2023 yang merupakan start perhitungan poin untuk para pemain yang akan berlaga di Olimpiade Paris 2024, sementara pemain Indonesia tak kebagian poin yang maksimal karena tak sampai babak semifinal apalagi babak final dan juara yang poinnya tinggi.
Gak bahaya tah? Pengurus PBSI selaku induk organisasi olah raga bulu tangkis yang prestasi atletnya memble belum pernah ada program untuk meningkatkan performa para pemain pelatnas sehingga bisa berprestasi dari setiap ajang yang diikuti terutama BWF World Tour sebagai turnamen resmi yang berpengaruh terhadap penilaian setiap pemain mulai dari poin dan peringkat yang berubah setiap akhir turnamen atau setiap bulan.
Gak bahaya tah? Salam olahraga, 19 Juni 2023
Ahmad Syaihu untuk Kompasiana