Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Syaihu

guru penulis

Salah Baca

Diperbarui: 21 Februari 2023   20:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selamat siang Ibu Rosy. Saya dari JNT. Saya mau  kirim barang yang telah dipesan bapak,  beberapa hari yang lalu," telepon dari petugas  

JNT kepada saya. "Apakah benar alamat ibu di jalan mawar  No.16?" lanjut petugas JNT tersebut, meyakinkan aku. "Benar  Mas," jawabku meyakinkannya. "Baik ibu, kalau begitu  mohon berkenan share lokasi rumah ibu, guna memudahkan  saya sampai tujuan," katanya lebih lanjut.  

Tanpa berpikir panjang, aku kirim map melalui WA-nya.  Selang berapa menit, petugas JNT sampai di depan pintu  rumahku. 

Sembari mengucap salam. "Assalaamu'alaikum,"  sapa petugas. "Waalaikumussalam," jawabku segera. "Maaf  Ibu, ini pesanan suami ibu. Mohon diterima dan mohon  berkenannya itu difoto sebagai laporan saya bahwa barang telah sampai pada pemesan," ucapnya padaku dengan santai.  

Tanpa berpikir panjang, aku berkenan untuk difoto. "Baik Ibu,  kalau begitu saya langsung pamit. Terima kasih atas kepercayaannya kepada kami," paparnya kepadaku. Tanpa  ucap salam dan terburu-buru, petugas JNT itu langsung mengendarai sepeda motor dan berlalu dari pandanganku.  

Tiba-tiba, aku tertegun dan berpikir. "Tumben suamiku  tidak memberitahukan kepadaku, jika dia memesan sesuatu  secara online," gumamku. 

Aku merasa tak berani membuka  paketan tersebut. Aku takut, nanti dia marah. Selang beberapa menit, suamiku datang. Segera aku    menanyakannya. "Beberapa hari yang lalu, ayah telah  memesan apa melalui online?" tanyaku. 

Dengan wajah  kebingungan, suamiku menampakkan wajah berpikirnya.  "Enggak, aku tidak pesan apa-apa," jawabnya. 

"Pasti ayah  berbohong kepadaku, atau ada sesuatu yang  disembunyikan?" tanyaku lagi. "Aku berani sumpah. Aku tidak pernah merahasiakan sekecil apa pun kepadamu,"  katanya meyakinkan aku. 

Tidak seberapa lama, HP-ku  berbunyi. Segera kujawab panggilan itu. "Iya, Mas. Ada apa?"  tanyaku. "Maaf Ibu, ternyata saya salah kirim. Seharusnya  paketan itu ditujukan ke jalan mawar 2 No. 16," ungkap  petugas JNT. Tidak seberapa lama, dia sudah di depan pintu  rumahku. "Sekali lagi mohon maaf, Ibu. 

Dikarenakan saya  terbiasa kirim paketan ke rumah ibu, tadi langsung saja menghubungi ibu. Hanya melihat sekilas alamatnya, tanpa  mengamati tulisan jalan mawar 2." Akhirnya, perdebatanku  dengan suami terhenti sampai di situ, dengan saling  bermaafan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline