Selamat siang Ibu Rosy. Saya dari JNT. Saya mau kirim barang yang telah dipesan bapak, beberapa hari yang lalu," telepon dari petugas
JNT kepada saya. "Apakah benar alamat ibu di jalan mawar No.16?" lanjut petugas JNT tersebut, meyakinkan aku. "Benar Mas," jawabku meyakinkannya. "Baik ibu, kalau begitu mohon berkenan share lokasi rumah ibu, guna memudahkan saya sampai tujuan," katanya lebih lanjut.
Tanpa berpikir panjang, aku kirim map melalui WA-nya. Selang berapa menit, petugas JNT sampai di depan pintu rumahku.
Sembari mengucap salam. "Assalaamu'alaikum," sapa petugas. "Waalaikumussalam," jawabku segera. "Maaf Ibu, ini pesanan suami ibu. Mohon diterima dan mohon berkenannya itu difoto sebagai laporan saya bahwa barang telah sampai pada pemesan," ucapnya padaku dengan santai.
Tanpa berpikir panjang, aku berkenan untuk difoto. "Baik Ibu, kalau begitu saya langsung pamit. Terima kasih atas kepercayaannya kepada kami," paparnya kepadaku. Tanpa ucap salam dan terburu-buru, petugas JNT itu langsung mengendarai sepeda motor dan berlalu dari pandanganku.
Tiba-tiba, aku tertegun dan berpikir. "Tumben suamiku tidak memberitahukan kepadaku, jika dia memesan sesuatu secara online," gumamku.
Aku merasa tak berani membuka paketan tersebut. Aku takut, nanti dia marah. Selang beberapa menit, suamiku datang. Segera aku menanyakannya. "Beberapa hari yang lalu, ayah telah memesan apa melalui online?" tanyaku.
Dengan wajah kebingungan, suamiku menampakkan wajah berpikirnya. "Enggak, aku tidak pesan apa-apa," jawabnya.
"Pasti ayah berbohong kepadaku, atau ada sesuatu yang disembunyikan?" tanyaku lagi. "Aku berani sumpah. Aku tidak pernah merahasiakan sekecil apa pun kepadamu," katanya meyakinkan aku.
Tidak seberapa lama, HP-ku berbunyi. Segera kujawab panggilan itu. "Iya, Mas. Ada apa?" tanyaku. "Maaf Ibu, ternyata saya salah kirim. Seharusnya paketan itu ditujukan ke jalan mawar 2 No. 16," ungkap petugas JNT. Tidak seberapa lama, dia sudah di depan pintu rumahku. "Sekali lagi mohon maaf, Ibu.
Dikarenakan saya terbiasa kirim paketan ke rumah ibu, tadi langsung saja menghubungi ibu. Hanya melihat sekilas alamatnya, tanpa mengamati tulisan jalan mawar 2." Akhirnya, perdebatanku dengan suami terhenti sampai di situ, dengan saling bermaafan.