Makam Bung Karno di Blitar (foto : dokpri)
Ini pengalaman penulis sekitar setahun yang lalu saat mendampingi siswa kelas 9 mengadakan Kegiatan Tengah Semester (KTS) di Kota Blitar, dengan mengunjungi tiga obyek wisata sekaligus tempat belajar secara langsung di Lapangan yaitu Kampung Coklat, Blitar Park dan Makam Bung Karno. Bersama 9 guru pendamping laiinya Pak guru membersamai 134 siswa yang tergabung dalam 3 bus Pariwisata.
Kunjungan pertama ke Kampung Coklat yang merupakan satu destinasi wisata kuliner dari berbagai makanan olahan dari bahan coklat, juga tersedia berbagai macam kaos, asesosris dan lainnya dengan gambar kampung coklat.
Destinasi wisata kedua yang dikunjungi adalh Blitar Park, yang merupakan destinasi wisata buatan dengan berbagai macam permainan yang bisa dinikmati oleh pengunjung, termasuk juga siswa MTsN 4 Kota Surabaya yang penulis dampingi.
Pada sesi ketiga lokasi kunjungan adalah Kompleks Makam Proklamator Ir. Soekarno yang juga Presiden pertama Republik Indonesia. Acara berdoa untuk almarhum Bung Karno diikuti oleh seluruh peserta dan guru pendamping yang dipimpin oleh Kepala MTsN 4 Kota Surabaya, setelah selesai doa peserta menaburkan bunga yang dibeli dari pedagang bunga yang berada di pintu masuk kompleks Makam Bung Karno.
Setelah berdoa dan berfoto bersama peserta penulis akan kembali menuju Bus yang berada di tempat parkir yang berjarak sekitar 1 km dan harus melewati stan pedagang yang menjual berbagai macam oleh-oleh khas Blitar, baik yang berupa pakaian yang berupa baju, kaos, batik dan sejenisnya, makanan kering dan buah-buahan, sandal dan sepatu kulit dan jenis kerajinan tangan lainnya.
Tak terasa perjalanan pulang ini membuat penulis kelelahan beristirahat di tempat warung yang berjualan makanan dan minuman. Penulis pesan teh manis untuk menghangatkan badan, di tengah hujan rintik yang sore itu mengguyur Kota Blitar.
Penulis melanjutkan perjalanan menuju parkiran Bus dengan naik becak, namun karena kelelahan penulis tertidur di atas becak yang penulis naiki, karena saat naik hanya bilang ke Parkiran Bus, oleh tukang becak Pak guru diantar ke Terminal Bis Blitar dan bukan di Parkiran Bus Makam Bung Karno.
Setelah sampai di terminal Bis kota Blitar penulis dibangunkan oleh tukang becak, dan ternyata penulis kesasar ke terminal umum bukan terminal khusus untuk peziarah makam Bung Karno.
Akhirnya dengan diantar tukang becak, penulis dibawa kemabli ke parkiran khusus, dan ternyata di sana sudah ditunggu oleh semua siswa dan bapak ibu guru pendamping.
Ah malunya tuh di sini.