Lihat ke Halaman Asli

Paradigma Pendidikan Agama Islam dalam Membina Keluarga

Diperbarui: 7 Oktober 2024   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Alasan saya mengambil opini ini

Karena keluarga mempunyai peran yang fundamental dalam mendidik putra putrinya. Keluarga merupakan suatu komponen kehidupan yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Karena itu, orang tua merupakan pendidik pertama dan utama dalam keluarga, artinya disinilah dimulai proses interaksi pendidikan, di mana orang tua berperan aktif sebagai pendidik bagi anak-anaknya.Dalam hal ini, Dewantara mengemukakan, bahwa sesungguhnya pendidikan harus terletak di dalam pengakuan ibu bapa, hanyalah dua orang ini yang dapat “berhamba pada sang anak” dengan semurni-murninya dan seikhlas ikhlasnya, sebab cinta kasihnya kepada anak-anaknya dapat dikategorikan sebagai cinta kasih yang tak terbatas.

Mengingat perkembangan zaman semakin maju, dan teknologi pun semakin canggih, pendidik seringkali berharap adanya perubahan sistem pendidikan(Serdyukov, 2017). Pendidikan yang hanya berfokus kepada lembaga sekolah yang dikelola pemerintah, tidak dapat menjalankan fungsi pendidikan secara maksimal.Untuk itu, perlu ditingkatkan peran pendidikan di tiga lingkungan pendidikan, seperti sekolah, keluarga, dan masyarakat. Perubahan sistem pendidikan bukan hanya pada persoalan kemajuan zaman dan kecanggihan teknologi, namun juga pada inovasi pendidikan.

Dr. Decroly seorang ahli pendidikan dalam Dewantara, menyatakan bahwa 70 % dari anak-anak yang jatuh ke dalam jurang kejahatan itu berasal dari keluarga-keluarga yang rusak kehidupannya. Sama halnya dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fachrudin, mejelaskan bahwa: kebiasaan /perilaku anak dipengaruhi oleh kesibukan orang tua sehari-hari.

Dari 100 responden diperoleh kedua orang tua yang bekerja 60 % anak cenderung memiliki moral dan kepribadian sedang, 30 % memiliki kepribadian buruk dan hanya 10% yang memiliki kepribadian baik. Bagi otang tua santri, yang ibunya tidak bekerja cenderung memiliki moral kepribadian baik dan mendekati sangat baik.

Perlu adanya Tanggung jawab dalam pendidikan menurut Islam dengan cara melaksanakan kewajiban mendidik, yaitu menumbuhkan dan mengembangkan potensi jasmani dan rohani anak atau seseorang guna mendapatkan nilai serta norma tertentu. Kegiatan pendidikan dapat dibiasakan dan berlangsung dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat.Ketiganya tersebut ikut bertanggung jawab memberi pertolongan kepada seorang dalam perkembangannya supaya dapat meraih tingkat kedewasaan dan dapat berdiri sendiri memenuhi tugas selaku makhluk Allah, makhluk sosial dan secara pribadi.(Mahmudi, 2019)

Dengan demikian Pendidikan keluarga memiliki peran penting dalam membentuk individu dan masyarakat. Dalam konteks pendidikan Islam, pendidikan keluarga memiliki paradigma yang khas, yang mengakar dalam ajaran-ajaran agama Islam.

Paradigma ini tidak hanya memandang pendidikan sebagai transfer pengetahuan semata, tetapi juga sebagai proses pembentukan karakter dan akhlak yang sejalan dengan ajaran Islam. Tulisan ini akan menjelaskan paradigma pendidikan Islam dalam membina pendidikan keluarga.Pendidikan keluarga dalam Islam tidak hanya terbatas pada aspek formal seperti mengajarkan anak-anak tentang ajaran Islam, tetapi juga mencakup pengembangan karakter, moral, dan spiritual. Al-Qur’an dan Hadis memberikan pedoman yang jelas tentang peran orang tua dalam mendidik anak-anak mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline