Pada hari Kamis, 30 Mei 2019, saya pergi menuju rumah teman yang berada di daerah Cikarang, Bekasi. Menggunakan moda transportasi umum commuter line yang baru baru ini membuka jalur baru menuju stasiun Cikarang.
Saya pergi pada pukul 12.30 WIB dari stasiun Cakung. Namun, setibanya di sana kereta yang menuju stasiun Cikarang baru saja berangkat, sehingga saya terpaksa menaiki kereta yang hanya berhenti hingga stasiun Bekasi dan menunggu kereta menuju Cikarang di stasiun tersebut.
Kekecewaan saya timbul setelah satu jam saya menunggu kereta yang menuju stasiun Cikarang tak kunjung datang.
Setelah bertanya kepada petugas stasiun, ternyata pemberangkatan selanjutnya menuju stasiun Cikarang dijadwalkan pada pukul 14.31 WIB. Selang waktu yang cukup jauh antara dua pemberangkatan tersebut mengakibatkan banyak penumpang yang akan menuju stasiun Cikarang menumpuk di stasiun Bekasi.
Setelah kereta yang dijadwalkan tiba, penumpang yang akan menuju stasiun Cikarang berbondong-bondong masuk kedalam rangkaian kereta. Hal ini menyebabkan kereta menjadi sangat sempit dan sesak sehingga kebanyakan penumpang merasa tidak nyaman dengan kondisi tersebut.
Saya menyarankan kepada PT Kereta Commuter Indonesia selaku pengelola commuter line Jabodetabek agar lebih memperhatikan kondisi ini. Jarak antar pemberangkatan kereta yang cukup jauh dan banyaknya jumlah penumpang yang akan menuju stasiun Cikarang merupakan suatu masalah yang harus diselesaikan.
Penambahan jumlah pemberangkatan atau penambahan relasi kereta antara stasiun Bekasi dengan Cikarang merupakan opsi yang bisa dipilih oleh pihak pengelola. Kendati telah memiliki sekitar lima belas pemberangkatan dari dan menuju stasiun Cikarang setiap harinya, saya rasa hal itu belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan moda transportasi yang satu ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H