Assalamualaikum teman-teman semua, apa kabarnya? Semoga senantiasa dalam kebaikan ya. Kenalin nama saya Zaidan elhuda, saat ini sedang menempuh pendidkan di jurusan ilmu komunikasi Universitas Ahmad Dahlan, Salam kenal.
Pada pembahasan kali ini akan mengangkat sebuah fenomena yang cukup menjadi hal yang harus kita perhatikan dalam kehidupan sehari-hari kita yaitu, ketergantungan pada media sosial, ada hal positif dan negatif didalamnya, mari kita pahami dengan pengertian yang ada, ketergantungan sosial media adalah sebuah fenomena dimana kita sebagai penggunanya memiliki ketergantungan yang apabila kita tidak melakukannya atau bersamanya akan terasa hampa atau seperti ada yang kurang dalam keseharian kita, itu yang saya pahami tentang ketergantungan yang ada, tentunya dengan media sosial.
Kemudian apa yang menjadi pengaruh negatif dari media sosial ini? Jika kita cermati bersama ada banyak hal yang menjadi perhatian kita terhadap hal ini, yang pertama adalah berkaitan dengan mental atau psikologi seseorang, jika kita sadar banyak hal yang mempengaruhi sikap atau respon kita terhadap sesuatu di kehidupan dunia nyata, ada beberapa yang mungkin bisa saya sampaikan selebihnya teman-teman tahu sendiri mungkin, yang pertama yaitu sikap kita bertemu orang yang banyak, ada beberapa kasus teman saya yang mempunyai kebiasaan sangat aktif di media sosial seperti instagram, facebook dan lainnya membuat "snap" atau semacamnya yang mana itu menampilkan wajah dia sendiri, akan tetapi di kehidupan nyata dia cenderung tertutup atau malu dilihat sama orang banyak, kemudian yang ke dua adalah tidak bisa lepas dari yang namanya gadget atau gawainya, teman-teman mungkin pernah bertemu dengan orang yang seperti ini bukan? Dalam kegiatan apapun selalu memegang hp nya dan selalu asik sendiri di kehidupan maya nya. Itu beberapa yang saya rasa agak kurang baik dalam etika sosial ya? Apalagi di masa pandemi ini sangat terasa sekali perubahan kehidupan dalam sosial kita tanpa disadari.
Saya mungkin adalah salah satu yang terkena ketergantungan ini, dibeberapa kesempatan saya kerap kali tidak bisa lepas dari gadget saya, bisa-bisanya setiap 2 menit sekali harus melihat notifikasi gadget saya padahal tidak ada yang menghubungi dan itu saya lakukan tanpa sadar saat berkumpul dengan teman-teman saya, dan jika saya perhatikan juga ada beberapa teman yang seperti itu. Kemudian disaat pandemi ini banyak sekali orang yang tadinya extrofert bahasa gaulnya atau aktif banget sosial nya tiba-tiba ada pandemi sehingga membuat mobilisasi terhambat dan jarang untuk berkumpul dengan teman-temannya menjadikan dia terkurung dalam pikirannya yang mana ini bisa berakibat stress dan lainnya. Ditambah pikiran orang-orang yang tadinya bekerja harus menerima PHK karena perusahaan tempat bekerjanya tidak dapat membayarnya lagi atau kebijakan-kebijakan lainnya. Ini akan sangat berpengaruh di dalam pikiran kita.
Jika kita berbicara tentang ketergantungan media sosial ini sangat banyak pengaruh yang tidak bisa kita duga sebelumnya, karena banyak juga yang nyaman dengan media sosialnya dan sangat mendapatkan kebahagiaan dari media sosialnya, entah itu dalam kebaikan atau justru membunuh karakter secara perlahan kita tidak tahu, yang jelas kejadian tersebut ada dan tentunya tanpa kita sadari.
Jika membicarakan sisi negatif dari sebuah kejadian apakah akan selalu ada sisi positifnya juga atau tidak? Mari kita kaji bersama fenomena ini, dari beberapa hal yang menarik seseorang untuk terus ber media sosial adalah yang pertama media sosial ini menjadi pusat perhatian kejadian-kejadian secara global, entah berita, info terbaru, gosip, dan sebagainya. Jika kita memandang hal tersebut dikaitkan dengan nilai yang positif maka bisa kita arahkan akses berita dan info ini sebagai media untuk mempelajari sesuatu hal yang baru, tentunya dengan membuang jauh-jauh kacamata negatif yang malah menarik kita untuk berfikiran pendek dan mudah untuk terprovokasi oleh berita-berita yang ada. Kemudian yang kedua yaitu media sebagai tempat kita berbisnis atau berjualan melalui media sosial kita, seperti yang kita lihat saat ini media sosial sudah menjadi tempat berjualan yang cukup berpengaruh untuk menentukan pasar, kemudian membranding tokonya, dan lain sebagainya, sebagai orang yang bijak dalam ber media sosial kita jangan cenderung sebagai pengguna yang konsumtif tapi hendaknya memiliki inovasi dalam diri kita, salah satunnya memanfaatkan media sebagai sesuatu yang membuat produktif seperti yang tadi sudah disampaikan.
Kemudian hal yang perlu diperhatikan untuk menjadikan media sosial ini sebagai nilai kebaikan yaitu memanfaatkan media sosial sebagai sarana kita untuk memberikan edukasi yang baik terhadap pengikut kita terlebih dahulu, menciptakan "positif vibes" disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Dan masih banyak lagi hal-hal kebaikan yang bisa kita lakukan salah satunya untuk mengurangi pengaruh buruk yang ada di media sosial.
Ada salah satu film yang membahas tentang media sosial yaitu, "The Social Dillemma" yang mana pada film tersebut membahas terkait kehidupan yang ada di media sosial, bagaimana cara media sosial itu dapat mempengaruhi kehidupan yang ada di dunia nyata, kemudian algoritma yang ada di setiap sosial media yang akan berpengaruh buruk atau berpengaruh baik itu seperti apa, dan lain sebagainya. Film ini merupakam film documenter yang menjelaskan tentang media sosial dan bagaimana sisi gelap yang ada di media sosial, film ini mengupas segala yang ada di dalam media sosial. Film ini mengajarkan kita untuk bisa bijak dan cerdas dalam menggunakan media sosial.
Tidak hanya memberikan sisi gelap saja, film ini juga sedikit menyoroti sisi positif yang tidak terlalu menjurus atau mengkerucut yang artinya itu kita sebagai penonton hendaknya bisa menyimpulkan sendiri bagaimana dan dengan cara apa yang bisa kita lakukan dalam menyikapi problema ini. Dalam pemutaran film ini menampilkan beberapa hasil wawancara dari petinggi-petinggi dari perusahaan media sosial yang ada dunia seperti, Google, Firefox, Mozila Labs, Facebook, Twitter, Instagram, dan platform media sosial lainnya. Dengan menampilkan ilustrasi visual yang menggabarkan ketergantungan media sosial dengan baik yang menyampaikan pesannya.
Yang menjadi sorotan kita pada film ini yaitu bagaimana semua aktifitas kita yang kita lakukan pada sosial media itu memilki yang namanya algoritma untuk menjadikan kita sebagai salah satu data yang bertujuan untuk menjadikan kita sebagai alat, yang dimana setiap kegiatan kita ini akan terekam dan dipantau terus menerus, mungkin bagi sebagian teman disini agak takut mendengarnya ya? Ya memang, itu adalah salah satu cara kerja yang ada di media sosial untuk mengetahui kebutuhan yang kita inginkan dalam kehidupan kita, entah di kehidupan sosial maupun kehidupan di dunia nyata. Setelah film ini di tayangkan pada awal 2020 lalu, banyak sekali dari masyarakat yang berspekulasi negatif tentang film ini dan mengaitkannya dengan masalah-masalah yang ada. Walaupun begitu banyak dari masyarakat yang sadar dan lebih mengatur pola ber media nya, tidak hanya itu, film ini juga mendapatkan banyak penghargaan.
Ada beberapa ulasan dari film tersebut yang bisa kita bahas pada tulisan kali ini, yang pertama tentunya terkait penggunaan kita terhadap media sosial, algoritma itu ternyata secara tidak langsung menuntut kita untuk terus menggunakannya, sehingga kita ketergantungan, itu jika kita memandang dari kacamata sisi negatifnya, lalu bagaimana dari kacamata sisi positifnya? Dengan adanya algoritma yang ada di instagram, tik tok dan media-media lainnya kita bisa memahami cara untuk bisa dilihatkan orang banyak dan bisa mengusai timeline, singkatnya begitu. Ini baik jika kita memang berkehidupan dari media tersebut, semisal kita seorang content creator atau media social enthusiastic dan sebagainya, itu sangat membantu sekali. Nah jika kita sebagai pengguna yang bijak kita bisa membentuk pola bermedia yang sehat dan bisa menunjang kehidupan kita.