Lihat ke Halaman Asli

Rasa Kemanusiaan Itu: Bagian 2 (Tamat)

Diperbarui: 28 Mei 2024   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi topeng (PEXELS.COM/NEOSiAM 2024+)

Udara sejuk membelai lembut ke muka. Perih terasa pada wajahnya hingga ke bawah menuju perut.

Sambaran robot itu berhasil melukai permukaan kulitnya. Untunglah, baju khusus yang dikenakan Purwanti melindunginya dari cakaran yang dalam.

"Oh, tidak mungkin!" ucap Purwanti sambil meraba wajahnya dengan tangan gemetar. "Mana topengku? Di mana topengku?"

Topengnya lepas. Ia begitu panik. Dicarinya topeng tersebut ke segala arah, tetapi tidak ditemukan juga.

"Siluman!" pekik seorang pria dari seberang, "dia itu siluman!"

Purwanti terkejut. Seketika tubuhnya membeku ketika menyadari beberapa pasang mata mengarah padanya.

Semua orang menatap ngeri ke arah fisik Purwanti. Kulit abu-abu, duri kecil yang menyembul di wajah, dan mata kuning seperti buaya. Orang-orang ini tidak percaya atas apa yang mereka lihat.

"Oh, selama ini kita semua ditimpa sial gara-gara dirimu, ya?" tanya seorang wanita dengan nada cukup menghakimi.

"Bu- Bukan. Aku hanya ingin menolong kalian saja. Sungguh, aku tidak ada niatan buruk sama sekali," jawab Purwanti sambil mencoba bangkit dari tempatnya itu.

Seorang pria bersenjata kemudian mendekat. Sambil membenahi topi hitamnya, ia melangkahkan kakinya dengan gentar. Tangannya bergetar ketika senapan miliknya itu ditodongkan ke arah Purwanti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline