Krisis pangan adalah keadaan dimana kelangkaan pangan yang dialami ole sebagian besar masyarakat di suatu wilayah yang diseaban oleh kesulitan distribusi pangan, dampak dari perubahan iklim yang terus menerus, bencana alam dan lingkungan, serta dampak yang ditimbulkan oleh prang suatu negara. Selain itu, menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB (The Food and Agriculture Organization / FAO) krisis pangan adalah suatu kondisi kerawanan pangan yang parah dan kekurangan gizi yang meningkat di tingkat lokal maupun nasional.
Ada beberapa penyebab krisis pangan terus terjadi dan meningkat secara terus menerus. Pertama, kenaikan harga pupuk yang melambung tinggi membuat harga pangan ikut melonjak tinggi juga, situasi seperti ini terjadi setelah perang antara Ukraina dan Rusia yang menganggu rantai pemasokan pangan. Lalu, perubahan iklim yang terjadi secara ekstrim dapat membuat beberapa hasil pertanian tidak dapat panen secara maksimal, hal ini tentu berdampak terhadap stok pangan suatu daerah tertentu. Selanjutnya tentang tidak stabilnya ekonomi inflasi dan guncangan ekonomi yang dapat memperburuk pengaruh akses pangan bagi banyak orang. Lalu, faktor alami dari kelangkaan dan kebangkitan bahan baku industri, yang berdampak parah terhadap krisis gizi dalam jangka pendek amaupun jangka panjang. Penyebab yang terakhir adalah dampak dari pandemi covid-19 yang telah membuat banyak orang kehilangan mata pencaharian dan pendapatan, hal tersebut tentunya semakin mengurangi kemampuan sebuah keluarga untuk mendapat pangan. Selain itu, pandemi juga membuat jalur perdangangan dan jalur pangan sedikit mengalami keterlambatan karena adanya beberapa penutupan jalur perdagangan.
Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, angka krisis pangan cukup mengkhawatirkan. Diperkirakan ada 179 hingga 181 juta orang di 41 negara akan menghadapi krisis pangan. Namun, ada hal yang lebih mengkhawatirkan yang sering luput dari perhatian, yaitu krisis pupuk yang terus meningkat. "Ini menjadi masukan bagi peseta untuk melihat apa dampak dari krisis pupuk bagi ketahanan pangan ke dopant, di tahun-tahun depan. Karena dari data yang kita peroleh, krisis pupuk ini kalas tidak di addres maka tabun depan dampaknya akan dapat memicu krisis beras," kata Menlu Retno saat menjadi pembicara kunci Seminar Nasional PPRA 64 Lemhannas RI pada Selasa, (11/10/2022).
Dalam kasus krisis pangan ini menimbulkan banyak sekali dampak buruk yang merugikan masyarakat. Adanya krisis pangan ini memberikan kesulitan besar bagi seluruh elemen atau lapisan yang terdampak. Berikut ini beberapa dampak yang akan terjadi apabila krisis pangan meningkat secara terus-menerus, pertama adalah kelaparan yang terjadi pada beberapa golongan masyarakat yang dapat berdampak buruk yaitu kematian. Lalu, harga kebutuhan pokok yang terus mengalami perubahan dan tidak mengalami stabil. Selanjutnya, ancaman terhadap sistem perekonomian dan pangan menjadi tidak stabil. Meningkatnya angka ketergantungan terhadap barang impor apabila terjadi krisis pangan. Lalu, kerugian pihak distributor karena hasil panen yang terus mengalami penurunan dan gagal panen.
Setelah mengetahui ancaman yang dapat terjadi, tentunya kita perlu menyiapkan sebuah rencana atau solusi untuk meminimalisir apabila krisis pangan terjadi. Ada beberapa hal dapat dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut apabila terjadi, pertama yaitu meningkatkan produksi dalam jangka panjang untuk meminimalisir kelangkaan barang. Lalu, mengurangi sebuah pemborosan terhadap suatu pangan dan memaksimalkan suatu pangan tersebut. Mempersiapkan alternatif sumber pangan lain apabila terjadi krisis pangan. Selanjutnya, perbaikan terhadap Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam sedini mungkin agar selalu siap apabila mengalami krisis pangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H