Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Soleh Mustofa

Mahasiswa IAIN Jember

Guru Baru

Diperbarui: 25 April 2020   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kata  baru memiliki berbagai macam arti, antara lain: belum pernah ada, belum lama selesai, masih segar, dan belum lama kerja. Dalam konteks ini kata baru lebih ditekankan kepada belum lama kerja, karena subjeknya disini berupa orang bukan benda. Guru baru merupakan guru yang masih belum lama bekerja didalam suatu lembaga maupun instansi yang dimana didalamnya diberi tanggung jawab untuk mengampu suatu pelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Memang tidak mudah menjadi guru baru, dibutuhkan penyesuaian terhadap lingkungan  sekolah, baik dari rekan sesama guru, suasana sekolah, suasana kelas, respon peserta didik, dan lain sebagainya. Namun hal itu memang merupakan tantangan untuk menjadi seorang guru, diperlukan kesiapan jiwa dan mental yang kuat untuk menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi.

Sikap gugup dalam memaparkan materi pelajaran merupakan hal yang biasa terjadi, apalagi dalam posisi guru baru. Namun sikap gugup tidak boleh di respon secara berlebihan , perlu adanya pengeloalaan emosi dalam diri yang nantinya menjadikan diri tenang dalam memaparkan materi. Pengeloalaan emosi sangat penting dalam menentukan setiap pola dan tingkah laku saat pelajaran berlangsung.


Hal pertama yang menjadi penilaian peserta didik terhadap seorang guru adalah penampilan dari guru tersebut, terlepas dari penguasaan materi dan ilmu yang dimiliki seorang guru. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pada saat pertama kali guru masuk kelas merupakan awal penilaian bagi peserta didik, mereka sudah mulai mengira-ngira apakah guru tersebut sabar, pemarah, tegas, humoris, dan lain sebagainya. Penilaian pertama yang dilakukan yaitu melihat wajah dari seorang guru, cara bicaranya, tinggi rendah suaranya, penampilan, dan gestur tubuhnya. Namun penilaian tersebut hanyalah bersifat sementara saja, lambat laun melalui proses tatap muka murid akan memahami karakter dan sifat guru yang sebenarnya.

Terkadang guru baru mengalami kesulitan didalam mencari instansi atau lembaga untuk menyalurkan ilmu yang selama ini dipelajari diperguruan tinggi, mereka kebingungan untuk mendapatkan tempat untuk mengajar sesuai dengan kompetensi yang dimiliki atau yang sesuai dengan jurusan yang ditempuh di perguruan tinggi. Alhasil dari mereka mengampu materi pelajaran yang tidak sesuai dengan jurusan pada saat di perguruan tinggi, misalnya: jurusan PAI mengampu pelajaran matematika, jurusan matematika mengampu pelajaran PAI. Alasannya karena di sekolah atau dilembaga terkait yang dibutuhkan hanya mata pelajaran tertentu saja, dan mata pelajaran tersebut tidak sesuai dengan jurusan mereka. Akhirnya dengan terpaksa diambilah mata pelajaran tersebut.

Imron fauzi (2018) menyebutkan memang ada beberapa tingkatan profesi, antara lain: (1) profesi yang telah mapan ( older professions ); (2) profesi baru ( newer professions ); (3) profesi yang sedang tumbuh kembang ( emergent professions ); (4) semi-profesi ( semiprofessions ); dan (5) tugas jabatan atau pekerjaan yang belum jelas arah tuntutan status keprofesiannya ( occupations that lay unre cognized claim to professional status).

Richey (1974) sendiri tidak memberikan rincian contohnya yang definitif tentang jenis pekerjaan apa atau yang mana termasuk kategori keprofesian yang mana. Akan tetapi dari berbagai rujukan lain, jenis-jenis pekerjaan ini semua memerlukan pelayanan yang ditujukan kepada orang lain. Perbedaan kategori pekerjaan tidak menunjukkan perbedaan unsur-unsur atau elemen yang memerlukan pelayanan tetapi menunjukkan pada sifat dan hakikat dari pelayanan. Perbedaan kebutuhan pelayanan ini khususnya dibedakan atas mendasar dan tidaknya tumpuan pekerjaan serta besar kecilnya tanggung jawab yang dituntut. Sebagai gambaran yang dapat digolongkan ke dalam jenis kategori yang mapan itu antara lain: hukum, kedokteran, dan sebagainya. Sedangkan yang termasuk kategori yang baru antara lain: akuntan, arsitek, dsb. Oteng Sutisna mengklaim bidang kependidikan, khususnya administrasi kependidikan sebagai salah satu jenis profesi yang sedang tumbuh kembang. Adapun jenis pekerjaan yang termasuk kategori semiprofesional, banyak disebut juga diantaranya keperawatan dan juga sebagian dari gugus pekerjaan kependidikan, misalnya para guru di tingkat pendidikan dasar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline