Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Baiza

Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Ke Mana Arah Tujuan Mencerdaskan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara?

Diperbarui: 23 November 2023   06:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

"Mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara" menurut saya (Ahmad Baiza) adalah sepenggal kalimat keramat. Yang merupakan cita-cita yang dari para founding father bangsa ini, kalimat keramat itu adalah bagian dari tujuan kemerdekaan yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Cita-cita ini merupakan mewujudkan kehidupan berbangsa yang cerdas, beradab, terdidik, dan tertata. Ini adalah cita-cita besar para pendiri bangsa, sejak dulu mereka sudah sadar tanpa pendidikan yang baik dan bermutu maka kemerdekaan yang telah mereka raih akan sia-sia.

Tetapi kondisi hari ini kata cerdas itu tidak dipergunakan lagi oleh orang-orang yang terdidik dan bertanggung jawab. Saat ini, mereka yang cerdas tidak lagi mewujudkan kecerdasan berbangsa itu, tetapi kecerdasan yang dimiliki malah dipergunakan untuk membodohi dan menipu mereka yang di anggap tak layak dan tak punya kontribusi secara politis dan akademis. Kondisi sedemikian bisalah kita lihat dari pendidikan yang menjadi ladang bisnis yang hari ini terus tumbuh subur di negeri ibu Pertiwi ini. Jika kau miskin, maka kau di takdir kan bodoh dan akan terus menjadi orang kecil, mengapa demikian? Karena orang miskin tak mampu membeli produk yang diberi label pendidikan itu. 

Seharusnya hari ini, anak-anak bangsa ini berhak dalam memperoleh pendidikan yang sama rata. Harusnya pemerintah hari ini bertanggung jawab besar dalam mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan berbangsa itu dengan cara memberikan pendidikan gratis dan bermutu bagi seluruh kalangan masyarakat di negeri ini. Tetapi hari ini, bantuan pemerintah dalam pendidikan hanyalah sebatas seperti formalitas saja, dimana ini bisa kita buktikan dari tidak tepat sasarannya dalam membidik baik untuk penerima beasiswa dalam pendidikan. Banyak orang-orang yang kalangan menengah ke atas juga ikut mendapatkan beasiswa atau bantuan pendidikan untuk si miskin, sedangkan yang seharusnya berhak memperoleh hal tersebut malah tidak memperoleh dan tercekik dalam membayar biaya pendidikan yang begitu besar. 

Hari ini kalimat keramat yang saya (Ahmad Baiza) sebutkan diatas, hanyalah menjadi kalimat seremonial belaka yang dibaca setiap upacara. Tetapi penerapan dan pengaplikasiannya tidak pernah terjadi dan dirasakan langsung oleh seluruh masyarakat. Apakah tujuan dan cita-cita kemerdekaan bangsa ini sudah berganti? Apakah pendidikan hanya akan diperoleh oleh mereka yang sanggup membeli dan membayarnya? Jika benar sedemikian, maka sampai kapanpun kondisi bangsa ini tak layak dikatakan merdeka seutuhnya, jika dulu bangsa ini dijajah oleh bangsa asing maka hari ini bangsa ini sudah di jajah oleh pemerintahnya sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline