Setelah kepergian Thomas Tuchel, Chelsea Football Club mengumumkan penunjukan Graham Potter sebagai manajer baru mereka. Potter adalah manajer sepak bola profesional Inggris dan mantan pemain yang sebelumnya menangani Swansea City dan Brighton & Hove Albion. Gaya dan filosofi manajerial Graham Potter berakar pada pemahaman mendalam tentang kekuatan dan kelemahan para pemainnya dan menerapkan filosofi gaya sepak bola menyerang berbasis penguasaan bola, yang menekankan umpan cepat dan gerakan mengalir di lapangan.
Dia percaya dalam mengadaptasi taktik dan strateginya agar sesuai dengan kebutuhan timnya, daripada memaksakan sistem kaku yang mungkin tidak sesuai dengan para pemain. Potter juga dikenal karena kemampuannya mengembangkan pemain muda dan memberi mereka kesempatan untuk bersinar di lapangan. Di bawah kepemimpinannya, beberapa pemain muda muncul sebagai kontributor utama untuk tim masing-masing. Sebagai perbandingan, gaya manajerial Chelsea sering dikritik karena terlalu fokus pada perekrutan nama besar dan kesuksesan jangka pendek, daripada mengembangkan bakat muda.
Potter juga menyatakan bahwa dia percaya dalam memainkan permainan menekan tinggi yang memberi tekanan pada lawan dan memaksa mereka melakukan kesalahan. Di sisi lain, gaya manajerial Chelsea di bawah kepemimpinan Potter dikritik karena terlalu berhati-hati dan defensif, dengan tim sering kesulitan menciptakan peluang dan mencetak gol. Meskipun demikian, penunjukan Potter sebagai manajer Chelsea dipandang sebagai langkah berani oleh klub, karena ia membawa perspektif baru dan ide baru ke dalam tim.
Dalam hal prestasi dan performa, rekam jejak Chelsea tidak diragukan lagi lebih mengesankan daripada rekam jejak Graham Potter. Chelsea telah memenangkan banyak gelar Liga Premier, Piala FA, dan trofi Eropa selama bertahun-tahun, sementara Potter belum pernah memenangkan trofi utama sebagai manajer. Namun, tim Potter secara konsisten tampil baik di liga yang dia kelola, dan dia telah mendapatkan reputasi sebagai pelatih yang bisa mengeluarkan yang terbaik dari para pemainnya.
Pada akhirnya, kesuksesan Chelsea dan Graham Potter sebagai manajer sepak bola akan bergantung pada kemampuan mereka beradaptasi dengan keadaan yang berubah, mengembangkan pemain mereka, dan memberikan hasil terbaik di lapangan. Prestasi Potter termasuk memimpin klub Swedia Ostersunds FK ke babak sistem gugur Liga Europa pada 2018 dan membawa Brighton & Hove Albion ke posisi tertinggi mereka di Liga Premier musim 2019-2020.
Di bawah kepemimpinan Potter, Chelsea mengalami perubahan signifikan dalam gaya bermain dan taktik. Potter telah dikenal sering beralih antara formasi tiga dan empat di belakang, dan dia dipuji karena fleksibilitas taktisnya. Pendekatan Potter menekankan sepak bola berbasis kepemilikan, dengan penekanan pada transisi yang cepat dan menekan. Meskipun demikian, Chelsea berjuang dengan penampilan dan hasil yang tidak konsisten di bawah kepemimpinan Potter, dengan persentase kemenangan 38%.
Keberhasilan dan tantangan awal telah terlihat di bawah kepemimpinan Potter di Chelsea. Klub telah mengalami beberapa kemenangan penting, termasuk kemenangan 4-0 melawan Crystal Palace dan kemenangan 3-0 melawan Aston Villa. Namun, tim juga menghadapi tantangan, termasuk kekalahan 3-0 dari Manchester United dan kekalahan 2-1 dari Liverpool.
Penunjukan Potter telah bertemu dengan reaksi beragam, dengan beberapa yang memuji dan yang lain mempertanyakan kemampuannya untuk memimpin klub raksasa Chelsea. Meski demikian, penunjukan Potter menandai era baru bagi Chelsea, dan para penggemar akan sangat ingin melihat bagaimana dia terus mengembangkan gaya bermain tim dan meraih kesuksesan di lapangan.
Gaya kepelatihan Graham Potter menggambarkan fleksibilitas taktis dan pendekatan permainan yang inovatif. Ia dikenal karena kemampuannya menyesuaikan taktiknya agar sesuai dengan kekuatan pemainnya dan kelemahan lawannya.
Pengalaman Potter sebagai manajer pengembangan sepak bola dan direktur teknis juga memungkinkan dia untuk mengimplementasikan program pengembangan pemain yang sukses, yang mengarah pada integrasi pemain muda ke dalam skuat tim utama. Kualitas-kualitas ini menjadikan Potter kandidat yang menarik untuk klub top yang ingin mencapai kesuksesan berkelanjutan melalui pendekatan pembinaan yang progresif dan inovatif.