Pasukan Garuda Mudah akhirnya meraih kemenangan perdana setelah menumpaskan Suriah pada ajang Piala Asia U-20. Sejak dibunyikan Pluit pertama pertandingan kedua tim beermain dengan intensitas dan determinasi tinggi.
Sama-sama pernah mengantongi kekalahan pada laga sebelumnya membuat mereka harus bertarung habis-habisan untuk memperebutkan tiket ke babak selanjutnya.
Laga yang digelar pada hari minggu malam itu menjadi pertarungan yang sangat seru. Indonesia bermain sangat baik sepanjang jalannya laga. Pelatih Shin Tae Yong sedikit merubah rotasi pemain dari sebelumnya ketika melawan Irak.
Pada pertandingan melawan Suriah Shin Tae Yong sedikit merotasi pemain yang sebelumnya tidak diturunkan pada laga melewan Irak dengan memasukkan Robi Darwis dan Ferdiansyah menggantikan Sulthan Zaky dan Alfriyanto Nico dengan menggunakan formasi 4-4-2.
Lini depan serang masih tetap sama dipercayakan kepada Hokky Caraka dan dan Ronaldo Kwateh. Kemudian di bawah mistar gawang masih dipercayakan kepada Daffa Fasya.
Di stadion Lokomotiv, Uzbekistan , Kedua tim bermain dengan sangat sengit. Banyak peluang terjadi namun belum bisa menciptakan gol. Permainan Indonesia sangatlah berbeda ketika melawan Irak.
Hokky Caraka dan kawan-kawan tampil lebih tenang dalam mengontrol bola dan memberikan operan-operan jauh ke depan. Sulthan Zaky sempat mendapatkan peluang namun tembakannya masih bisa ditepis oleh kiper Suriah Maksim Sarraf.
Barulah di menit ke-34 melalui serangan balik yang sangat cepat bola diberikan langsung dari Hugo Samir kepada Hokky Caraka yang berlari kencang dari sayap kanan menusuk masuk ke tengah dan melepaskan tembakan langsung masuk mengarah ke gawang dengan gol yang sangat cantik dan berkelas.
Dengan gol yang dilesatkan oleh Hokky Caraka membuat Indonesia unggul sementara dengan skor 1-0 atas Suriah. Hingga babak pertama usai tidak ada lagi gol penyeimbang yang tercipta.
Memasuki babak kedua Suriah semakin gesit dalam menyerang sampai pada menit ke-95 sundulan dari Muhannad Fadel sedikit lagi hampir saja masuk, namun bola masih bisa ditepis oleh Daffa Fasya.