Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Robiyi

Mahasiswa Universitas Airlangga

3D Printed Meat

Diperbarui: 7 Mei 2024   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Manusia bukanlah hidup untuk makan, melainkan makan untuk hidup. Manusia yang berada di puncak rantai makanan, mengendalikan siklus alam ini untuk memenuhi kebutuhan pangannya. Daging, yang umum ditemukan dalam makanan kita, kini juga bisa diciptakan melalui kemajuan teknologi seperti 3D Printer, menandai era baru dalam produksi pangan.

3D Printer Meat merupakan terobosan inovatif dalam teknologi pangan, di mana produk yang dihasilkan menyerupai daging asli baik dari segi tekstur maupun rasa. Proses pembuatannya melibatkan manufaktur aditif, sebuah metode di mana material ditambahkan lapis demi lapis hingga menciptakan bentuk akhir.

Dalam kasus 3D Printed Meat, bio-tinta yang terdiri dari sel-sel protein, lemak, dan nutrisi lainnya, dikeluarkan secara presisi oleh nosel printer 3D untuk membentuk struktur daging. Teknologi ini tidak hanya menjanjikan alternatif sumber protein yang berkelanjutan, tetapi juga membuka peluang untuk menciptakan jenis daging yang disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi spesifik, serta mengurangi dampak lingkungan yang sering dikaitkan dengan peternakan konvensional.

Memahami 3D Printed Meat tidak lengkap tanpa menimbang kelebihan dan kekurangannya. Terobosan baru ini, seperti cahaya dengan bayangannya, membawa manfaat signifikan sekaligus tantangan. Kelebihannya termasuk kemampuan untuk menciptakan produk dengan bentuk yang kompleks, pengurangan limbah material, dan personalisasi objek sesuai kebutuhan spesifik. Namun, di sisi lain, terdapat kekurangan seperti biaya awal yang tinggi untuk peralatan, keterbatasan bahan yang dapat digunakan, kebutuhan akan desain yang tepat untuk menghindari kegagalan cetak, dan dampak sosioekonomi pada petani dan industri daging tradisional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline