Sumber: Akubelajar, tersedia di https://akubelajar.org/penilaian-formatif-strategi-efektif-untuk-meningkatkan-proses-pembelajaran-dan-mendukung-pencapaian-hasil-belajar-yang-optimal
Penilaian Formatif Berkelanjutan: Membangun Pembelajaran Mandiri di Era 5.0
Oleh: A. Rusdiana
Dalam era 5.0, teknologi dan kecerdasan buatan semakin berperan dalam dunia pendidikan. Model pembelajaran kini tidak lagi terbatas pada ruang kelas konvensional, melainkan lebih fleksibel dan berbasis mandiri. Pembelajaran mandiri menjadi esensial agar peserta didik mampu mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan adaptasi terhadap perubahan. Namun, salah satu tantangan utama dalam pembelajaran mandiri adalah bagaimana mengukur efektivitasnya. Penilaian formatif berkelanjutan menjadi solusi penting untuk memantau perkembangan peserta didik secara real-time dan memberikan umpan balik yang relevan. GAP dalam sistem penilaian saat ini masih didominasi oleh pendekatan sumatif yang hanya menilai hasil akhir tanpa mempertimbangkan proses belajar. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana penilaian formatif berkelanjutan dapat diterapkan secara optimal oleh pemangku kepentingan pendidikan dalam rangka menghadapi tantangan era 5.0 dan mewujudkan Indonesia Emas 2045. Berikut, Pembahasan: 5 Pembelajaran dari Penilaian Formatif Berkelanjutan:
Pertama: Umpan Balik yang Cepat dan Konstruktif; Penilaian formatif harus memberikan umpan balik yang cepat agar peserta didik dapat segera mengetahui area yang perlu diperbaiki. Dengan dukungan teknologi, guru dan dosen dapat memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) untuk memberikan umpan balik otomatis melalui platform digital, misalnya dengan sistem penilaian berbasis data analitik.
Kedua: Penggunaan Teknologi Digital untuk Evaluasi Adaptif; Teknologi dapat membantu personalisasi dalam penilaian. Misalnya, kuis interaktif berbasis AI dapat menyesuaikan tingkat kesulitan soal sesuai dengan pemahaman peserta didik. Begitu pula dengan penggunaan jurnal reflektif digital, yang memungkinkan peserta didik merefleksikan pemahaman mereka dan menerima respons dari pendidik.
Ketiga: Mendorong Kemandirian dengan Self-Assessment; Penilaian formatif tidak hanya dilakukan oleh pendidik, tetapi juga dapat melibatkan peserta didik dalam menilai progres mereka sendiri. Dengan menerapkan rubrik penilaian yang jelas, peserta didik dapat mengukur pencapaian mereka sendiri dan menentukan langkah selanjutnya dalam pembelajaran mereka.
Keempat: Integrasi dengan Pembelajaran Kolaboratif; Penilaian formatif juga dapat diterapkan dalam diskusi kelompok atau proyek kolaboratif. Forum diskusi online dan kerja tim virtual memungkinkan peserta didik saling memberikan umpan balik, meningkatkan kemampuan komunikasi, serta membangun komunitas pembelajaran yang saling mendukung.
Kelima: Dukungan Kebijakan dan Peran Pemangku Kepentingan; Agar penilaian formatif berkelanjutan berjalan efektif, pemangku kepentingan pendidikan, seperti kepala sekolah, dosen, guru, dan tenaga kependidikan, harus mendukung penerapannya dengan menyediakan sumber daya yang memadai, pelatihan bagi pendidik, serta kebijakan yang mendukung pembelajaran berbasis asesmen formatif.
Penilaian formatif berkelanjutan merupakan elemen kunci dalam memastikan efektivitas pembelajaran mandiri di era 5.0. Dengan memberikan umpan balik yang cepat, menggunakan teknologi digital, mendorong self-assessment, mengintegrasikan kolaborasi, serta mendapatkan dukungan penuh dari pemangku kepentingan, sistem pendidikan dapat lebih adaptif dalam menghadapi tantangan zaman. Hal ini, berimplikasi pada: 1) Bagi kepala sekolah/pimpinan institusi pendidikan: perlu menyediakan infrastruktur teknologi yang mendukung penilaian formatif; 2) Bagi guru/dosen: penting untuk mengadopsi metode asesmen berbasis digital dan memberikan umpan balik berkala; 3) Bagi peserta didik: harus aktif dalam self-assessment dan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran. Maka dengan ini, merekomendasikan bahwa: 1) Mengintegrasikan teknologi AI dalam sistem penilaian formatif; 2) Meningkatkan pelatihan bagi pendidik dalam penggunaan metode asesmen digital; 3) Menyediakan kebijakan pendidikan yang mendukung sistem penilaian formatif; 4) Mendorong partisipasi aktif peserta didik dalam evaluasi mandiri dan kolaboratif; 5) Mengembangkan platform digital nasional untuk mendukung pembelajaran berbasis asesmen formatif.